Sabtu, 04 Agustus 2012

Biografi Band BOOMERANG

Boomerang adalah sebuah kelompok musik rock dari Surabaya yang terdiri atas dasar kecintaan dan kegilaan para personelnya pada musik, mereka adalah anak muda yang menyatakan dirinya urakan, cinta kebebasan dan selalu gelisah dan cemas akan keadaan di sekitar mereka. Resmi berdiri pada 8 Mei 1994, sebelumnya mereka menamakan kelompoknya `Lost Angels` yang berarti `Malaikat Tersesat` yang sudah mulai berkiprah sejak tahun 1991. Pengalaman yang sudah mereka kumpulkan antara lain adalah masuk dalam 10 besar terbaik Festival Rock Se-Indonesia ke 7 versi Log Zhelebour pada tahun 1993 dan berhak mendapat kesempatan untuk merekam single pertama mereka "No More" dalam album 10 finalis Festival Rock ke 7 Log Zhelebour.
Sampai akhirnya kesempatan baik yang mereka tunggu - tunggu untuk memasuki dapur rekaman datang, bulan Maret - April 1994 dibawah produser Log Zhelebour di studio Nirwana Record Surabaya, mereka bekerja hampir 18 jam setiap harinya untuk merekam album perdana mereka. Sementara selesai dengan proses rekaman album perdana mereka dan menunggu pembuatan cover kaset, mereka memutuskan untuk mengeluarkan drummer mereka karena tingkah lakunya tidak bisa lagi sejalan dengan idealisme tujuan semula kelompok mereka dan terlalu mementingkan materi pribadi.
Pada 8 Mei 1994 mereka sepakat untuk mengganti nama Lost Angels menjadi Boomerang yang juga menjadi judul album perdana mereka yang dirilis dipasaran pada 1 Juli 1994 dengan single hit `Kasih`. Oleh karena itu pada pembuatan klip `Kasih` di album pertama, mereka hanya tampil bertiga. Untuk mengisi kekosongan posisi drummer pada saat mereka harus melakukan tour dan konser, mereka merekrut Farid yang dikenal mereka dari Mas Tony (tak lain Sound Engineer pada album pertama dan kedua Boomerang). Pada tanggal 1 Januari 1995 Farid resmi menjadi anggota tetap Boomerang (dikontrak seumur hidup).
Sampai saat ini Boomerang adalah : Hubert Henry Limahelu [Bas], John Paul Ivan [Gitar], Roy Jeconiah Isoka Wurangian [Vokal] dan Farid Martin Badjeber [Dram]. Mereka konsisten tampil di jalur rock, meskipun demikian mereka tidak membatasi pengaruh berbagai macam aliran/style musik. Itu semua menjadi semacam trade mark atau ciri musik yang berbeda dari kelompok ini.

Beranggotakan John Paul Ivan (gitar), Roy Jeconiah (vokal), Pet Agusty (drum) dan Hubert Henry (bas), band yang bernama Los Angeles ini merupakan cikal lahirnya Boomerang. Band ini sendiri baru berganti nama menjadi Boomerang, 8 Mei 1994. Pengubahan nama dilakukan karena mereka benar-benar ingin memulai segalanya dengan suasana yang baru. Nama Boomerang sendiri diambil dari salah satu judul lagu di album perdana mereka. Di tengah proses promosi album, para personel Boomerang melakukan audisi untuk dramer baru. Farid Martin akhirnya terpilih untuk memperkuat formasi Boomerang sebagai dramer baru dan langsung diboyong masuk studio untuk penggarapan album kedua.
Meski album perdana ini kurang laris di pasaran, ternyata Boomerang mampu menarik perhatian kritikus dan pecinta musik tanah air. Prediksi para kritikus yang bilang kalau suatu saat mereka bakal sukses ternyata tidak meleset, karena album-album mereka selanjutnya yaitu "Kontaminasi Otak" (1995) dan "Disharmoni" (1996) bisa dibilang sukses berat. Tak ayal mereka langsung merilis double album yang berisi lagu-lagu terbaik Boomerang di tahun 1999. Itu semua hanya selang 5 tahun sejak mereka pertama kali hadir dengan album perdananya. Selain itu popularitas mereka juga mulai menanjak ketika tampil di hadapan 20 ribu penonton yang memenuhi stadion Tambaksari, Surabaya. Pada saat itu mereka dipercayakan menjadi band pembuka grup rock asal Amerika, Mr.Big.
Tahun 2000 Boomerang merilis album kelima, "Xtravaganza" yang sukses terjual 500 ribu kopi. Tidak tanggung-tanggung, tujuh lagu Boomerang ditampilkan dalam bentuk video klip. Lagu-lagu tersebut adalah Pelangi, Tragedi, Gadis Extravaganza, Kembali, Bungaku, Milik-Mu dan Psycho Manimalium.

Setelah berpisah dengan Log Zhelebour, Boomerang makin rajin ikutan berbagai konser musik, salah satunya adalah A Mild Live L3C (Love Loud and Legendary Concert) di tahun 2001 serta A Mild Live Soundrenaline di tahun 2002. Dan di tahun 2003, Boomerang menghadirkan sebuah album baru di bawah naungan Sony Music Indonesia dengan judul "Terapi Visi".
Dengan diperkuat Roy Jeconiah (vokal), John Paul Ivan (gitar), Hubert Henry (bas), Petrus Augusti (dram), grup rock asal Surabaya yang bernama Lost Angels ini mencoba uji nyali mengikuti Festival Rock se-Indonesia VI (1993). Lumayan, mereka masuk 10 besar finalis, diurutan ke-6. Sebagai hadiah, lagunya berjudul No More ikutan nangkring di album kompilasi 10 Finalis Festival Rock se-Indonesia VII.
Sejak itu, Lost Angels mulai masuk jajaran grup rock yang namanya mulai diperhitungkan di Surabaya dan sekitarnya. Bahkan Roy dkk sempat mendapat kehormatan sebagai band pembuka Gong 2000, ketika grup musik yang dikomandoi Ian Antono menggelar tur di Sulawesi Selatan. Di luar itu, satu hal yang tetap menjadi obsesi Lost Angels, yakni masuk dapur rekaman. "Itu obsesi kita," kenang Roy, yang mengaku beberapa harus menemui Log Zhelebour menawarkan master album rekaman.

Setelah melalui proses yang cukup panjang, pada tahun 1994, mereka tanda-tangani kontrak dengan Log Zhelebour untuk rekaman album, sekaligus diputuskan Lost Angels berganti nama jadi Boomerang. Nama Bomerang itu sendiri diambil dari salah satu lagu yang ada di album perdana mereka. Sayangnya, hampir dalam waktu bersamaan, Petrus Augusti mundur, yang kemudian posisinya digantikan Farid Martin. Apa yang diraih Boomerang saat ini tidak lepas dari keberadaan Log Zhelebour sebagai produsernya. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran Log di sini punya andil tidak kecil dalam mengangkat nama besar Boomerang sebagai salah satu grup rock papan atas. Selain bertindak sebagai produser, Log juga menangani urusun showbiz-nya.
Di tengah persiapan untuk promosi rilis album X'Travaganza (2000), Log sempat bikin 7 video klip yang digarap sebelum album tersebut edar. Tapi sayang, tak lama setelah album X'Travaganza dirilis, dan di saat sedang gencar-gencarnya mereka melakukan promosi, Boomerang mengambil keputusan dengan menyatakan mundur dari manajemen Log Zhelebour. Bukan cuma itu, bersamaan dengan dirilisnya album Terapi Visi (2003), mereka memutuskan untuk keluar dari dari Logiss Records, dan ganti bernaung di Sony Music – Indonesia.

Dibawah manajemen Log, grup musik yang sempat jadi band pembuka Megadeth saat manggung di Medan ini telah merilis 7 album, masing-masing; Boomerang (1994), Kontaminasi Otak (1995), Disharmoni (1996), Segitiga (1998), Best Ballads of Boomerang & Hard 'N Heavy (1999), dan X'Travaganza (2000)

Biografi Band PADI


Resminya Padi terbantuk pada tanggal 8 April 1997, tapi personilnya sendiri sudah saling mengenal dari ajang musik di kampus (semuanya anak Unair). Personil Padi adalah Satriyo Yudi Wahono [Piyu - Gitar], Ari Sosianto [Ari Homer - Gitar], Rindra Risyanto Noor [Rindra - Bass], Andi Fadly Arifuddin [Fadly - Vokal] dan Surendro Prasetyo [Yoyok - Drum]. Mulanya Ari dan Piyu mau bikin band baru, terus mengajak Rindra dan Fadly. Waktu mencari drummer, mereka ketemu Yoyok yang baru pulang dari Jakarta (setelah membantu rekaman musisi lain). Mulanya mereka sekedar ngumpul dan latihan di studionya Yoyok. Ternyata mereka menemukan kesamaan minat, sampai akhirnya memutuskan untuk lebih serius lagi bermusik, bukan sekedar untuk musik kampus, tapi untuk rekaman.

Awalnya band mereka namanya Soda, namun akhirnya dipilihlah nama Padi sebagai nama bandnya karena prinsip Padi adalah semakin berisi semakin merunduk dan ini dianggap cukup mewakili keinginan mereka.Piyu dulunya main musik keras dengan bandnya Crystal, band nomor dua Airo setelah Rotor. Sayang albumnya tidak sempat diedarkan, akhirnya Piyu balik ke Surabaya. Terus Piyu juga sempat jadi additional guitarist-nya Dewa 19 dalam tur mereka. Kalau Yoyok malah sudah punya album rekaman bareng grupnya Andromeda. Sebenarnya Yoyok sudah nge-drum sejak umur 7 tahun. Lagu - lagunya Rush termasuk lagu yang sering dibawain Yoyok. Waktu bergabung di Andromeda, Yoyok sempat menjadi drummer terbaik se-Jawa Bali di tahun 1988 (waktu masih kelas 6 SD), dan tahun depannya jadi drummer terbaik se-Indonesia.

Sedangkan Ari , bertahun - tahun bikin band rasanya susah banget dapat teman band yang klop dengan idenya tentang musik yang lebih mementingkan nuansa. Dia sudah memainkan bermacam - macam musik mulai dari Extreme, Mr. Big, Van Halen dan lain - lain, tapi jodohnya ada di Padi. Sementara Rindra sering memainkan lagu - lagu jazz di café - café serta event - event jazz se-Jawa Bali. Malah Rindra pernah mendapat sekaligus 3 predikat bassis terbaik dalam tahun 1992. Kalau Fadly, niatnya datang ke Surabaya untuk kuliah, tapi ternyata nge-band lebih asyik baginya. Sejak SMA Fadly memang sudah suka nge-band, mulanya dia jadi bassis di bandnya di SMA, terus waktu kuliah di Surabaya, dia jadi vokalis. Fadly mulai dikenal waktu gabung dengan MR.Q Band yang selalu main di pub dan café di Surabaya.Diawali dari bermain musik dari satu panggung ke panggung lain, grup ini akhirnya dikontrak untuk masuk dunia rekaman.


Album-album Padi cukup sukses menembus pasar musik Indonesia. Beberapapengamat menyimpulkan aransemen musik padi yg dinamis dan lebih kompleks dari rata-rata lagu oleh grup band Indonesia yang seangkatan adalah salah satu penyebab kesuksesan tersebut. Pada awal kemunculannya di tahun 1998 khasanah band Indonesia didominasi oleh lagu-lagu dengan aransemen sederhana dengan tempo sedang cenderung lambat.Ciri lain band-band Indonesia pada masa tersebut adalah cukup dominannya instrumen keyboard pada band-band terkemuka. Karakter Keyboard/Organ mempengaruhi gaya musik menjadi minim distorsi dan cenderung melodik. Hal ini tampak pada band-band pencetak hits saat itu seperti Kahitna, Dewa 19 dengan album Pandawa Lima-nya, maupun Slank sesaat sebelum perombakan formasi di mana Indra Q masih tampil sebagai keyboardist.

Padi kemudian mendobrak dengan formasi tanpa keyboard melalui album pertama mereka Lain Dunia (1999). Formasi semacam ini membuat eksplorasi teknik permainan gitar begitu dominan, maka wajar jika lagu-lagu yang dihasilkan cenderung penuh ditorsi. Apalagi ditunjang oleh gaya permainan dua gitarisnya, Satriyo Yudi Wahono (Piyu) dan Ari Tri Sosianto, yang berbeda satu sama lain, Padi mendobrak dengan lagu-lagu kompleks yang ditandai dengan aransemen dua gitar yang hampir selalu berbeda dalam tiap frasa dalam tiap lagu. Album ini mendapatkan platinum pada bulan April 2000 dan quadraple platinum di tahun 2001.Pada tahun 2001, Padi mengeluarkan album kedua mereka Sesuatu Yang Tertunda. Album ini mampu terjual sebanyak 1,6 juta kopi dan mendapat 10x Platinum di tahun 2002.

Save My Soul adalah nama album musik ketiga Padi. Album ini diluncurkan pada tanggal 18 Juni 2003. Dalam lagu "Sesuatu Yang Tertunda", Padi berduet dengan musikus pujaan mereka, Iwan Fals. Selain Iwan Fals, kolaborator lainnya yang terdapat dalam album ini termasuk musisi Australia yang merupakan pemain saksofon, Robert Burke dan pianis Kiernan Box, Adjie Rao (perkusi), dan penyanyi Astrid Sartiasari. Nasib album ketiga tersebut, meski tak bisa dibilang gagal, tapi tak segemerlap dua album sebelumnya.Setelah 22 bulan masa proses penggarapan, album keempat mereka keluar pada bulan Mei 2005 yang diberi nama kelompok band itu sendiri, Padi. Keseluruhan lagu dalam album terbaru Padi mengajak penggemarnya menikmati lirik-lirik manis tentang jatuh cinta, sikap bijaksana dan keengganan untuk diam menghadapi masalah.

Salah satu lagu andalan, "Menanti Sebuah Jawaban", di album keempat Padi pun dijadikan lagu tema sebuah film layar lebar berjudul Ungu Violet. Album inipun dipenuhi oleh para kolaborator yang menyumbang aneka sound pada lagu-lagu Padi. Bubi Chen dengan piano Jazz-nya, Abadi Soesman dengan permainan Hammond yang vintage, Kousik Dutta dengan sentuhan Tabla, Idris Sardi dengan Violin yg dominan di lagu penutup Side B. Seperti pengakuan para personel Padi,bagi mereka album ini adalah cerminan pencerahan dan pengalaman spiritual yang dialami selama proses pembuatan,maka tidak heran lirik dan aransemen bergeser cukup signifikan dari tema-tema dalam dan cenderung "gelap" pada album Save My Soul,menjadi ringan dan penuh semangat.Namun bobot tiap-tiap lagu tampak berusaha tetap dijaga dengan menghadirkan musisi-musisi berpengalaman sebagai kolaborator seperti yang telah disebutkan.

Setelah lebih dari 2 tahun vakum dari dapur rekaman, Padi menggebrak dengan album baru Tak Hanya Diam. Album yang berisi 10 lagu ini tak lagi bertemakan 'interpersonal' (cinta) seperti 4 album sebelumnya, namun meluas menjadi kepedulian dari reaksi mereka terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Inti pesan dari lirik-lirik di dalam album Tak Hanya Diam terfokus pada soal tidak berfungsinya komunikasi yang berakibat beberapa bencana yang timbul secara beruntun di Indonesia. Seperti tsunami dan gempa bumi. Tak hanya temanya, peluncuran album ini juga cukup unik. Padi meluncurkan album terbaru mereka dengan tampil menyanyi di atas geladak KRI Teluk Mandar 514 yang berlayar perlahan di perairan Teluk Jakarta, Senin 12 November 2007.

Peluncuran album di atas kapal ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Walau pada awalnya hanya ingin unik dari launching album secara konvensional, namun Padi kali ini memberikan isyarat kepada kita untuk selalu ingat bahwa negeri ini adalah negeri maritim dengan kekayaan dan keindahan laut yang dimiliki. Selain itu, Padi juga mengenalkan logo baru mereka. Mereka mengaku perubahan logo ini hanya untuk lebih fresh saja, menghindari "kultus" logo Padi yang pertama karena Padi membuat logo bukan untuk membuat 'laskar'.Cover album Tak Hanya Diam mewakili tema dari album ini, cover yang berbentuk titik-titik saling berhubungan yang mencerminkan adanya saling sinergi satu sama lain didasari saling komunikasi untuk saling mengisi dalam damai. Di album ini juga terlihat keberanian Rindra (bass) dan Piyu (gitar) tampil sebagai vokalis di lagu "Belum Terlambat" dan "Jangan Datang Malam Ini".

Biografi Band SHEILA ON 7


Duta (vokal) berasal dari SMA 4, Adam (bass) dari SMA 6, Eross (gitar) dari SMA Muhammadiyah I, Sakti (gitar) dari SMA De Britto, dan Anton (drum) berasal dari SMA Bopkri I Pada awalnya grup ini menamakan dirinya Sheila. Tak lama kemudian mereka menambahkan kata Gank, sehingga menjadi `Sheila Gank`. Namun karena masalah 'sense', akhirnya nama mereka berganti menjadi `Sheila On 7`.sepakat meresmikan terbentuknya Sheila On 7 pada 6 Mei 1996. Nama Sheila On 7 diambil dari kata Sheila [bahasa Celtic] yang berarti musikal sedang tambahan “on 7” berarti solmisasi alias 7 tangga nada (do re mi fa sol la si). Sejak awal berdirinya grup ini, mereka mencoba tampil profesional.

Dimulai dengan keterlibatan mereka dalam beberapa pentas musik di Yogyakarta dan Jawa Tengah, baik di lingkup sekolah, kampus, maupun panggung umum. Sheila On 7 juga dipercaya menjadi band pembuka untuk sejumlah konser dari grup - grup besar seperti GIGI, /rif dan Pas Band. Publik pun mulai mengakui keberadaan grup ini saat lagu ciptaan mereka berjudul Kita berhasil masuk ke Ajang Musikal, program yang menyiarkan lagu - lagu karya band lokal dari Radio Geronimo FM & G-Indie Production. Dalam program radio ini, lagu Kita mendapat respon sangat positif, terbukti dengan berhasil bertahan di chart selama tiga bulan berturut - turut. Akhirnya mereka mengirimkan enam lagu yang dibuat demo ke Sony Music Indonesia, mereka juga menyertakan proposal tentang personel grup. Setelah itu mereka diaudisi oleh A&R (Artist & Repertoire) di studio.

Sebulan kemudian tawaran kontrak album mereka dapatkan. Album pertama berjudul `Sheila On 7` dikerjakan selama 1 bulan 7 hari dengan stok lagu yang sudah dibuat sejak pertama kali band ini dibentuk. Mereka diberi kebebasan seluas - luasnya untuk mengembangkan musiknya. Pada tanggal 16 Maret 1999 album `Sheila On 7` pun dirilis dibawah produksi Sony Music Entertainment Indonesia. Rencana ke depan grup ini setelah berhasil merilis album perdana, mereka ingin total di musik, itulah yang dikedepankan oleh Sheila On 7.Tiga album yang dirilis band asal Yogyakarta ini masing-masing sudah mencapai angka penjualan di atas 1 juta kopi. Nama Sheila On 7 langsung berkibar sebagai grup debutan yang paling sukses di Indonesia. Perjalanan panjang yang ditempuh anak-anak Jogja ini rupanya membuahkan hasil. Setelah mereka melalui proses panjang dalam mencari label rekaman, pada akhirnya Sheila on 7 mengeluarkan album pertama berjudul Sheila on 7 di tahun 1998.

Tanpa disangka angka penjualan album perdana mereka langsung meledak danmenembus angka 1,3 juta kopi. Nama Sheila pun langsung berkibar dalam jajaran grup papan atas Indonesia. Dua album Sheila berikutnya juga langsung laris terjual hingga lebih dari 1 juta kopi, bahkan album kedua yang berjudul Kisah Klasik Untuk Masa Depan terjual 1,4 juta kopi dan berada di atas angka penjualan album pertama. Di Malaysia album ini menjadi Top Best Sellers, sehingga tak heran album ini tercetak dalam Hits Of The World Majalah Billboard. Sebuah angka yang sangat fenomenal bagi band muda asal kota Jogjakarta ini. Sheila on 7 telah beberapa kali mengalami perubahan susunan anggota. Pada Oktober 2004 Brian masuk menggantikan Anton yang dikeluarkan karena dianggap tidak disiplin. Lalu pada Maret 2006 Sakti mundur dari Sheila on 7 untuk belajar agama di Pakistan.