Minggu, 15 Februari 2015

Grup Band Indonesia Populer dan Ngetop di Tahun 90an-2000an










BAND POP INDONESIA LAWAS 1990an dan 2000an
Awal tahun 90an hingga akhir tahun 2000an menjadi masa masa paling indah dan berkesan di dunia Musik Populer di Indonesia.Inilah dia beberapa musisi,penyanyi atau grup band yang sukses pada tahun 90an hingga 2000an silam. Band band populer inilah yang membawa kita ke masa nostalgia yang jadul dan sangat populer di era 90an hingga tahun 2000 silam.

1. DEWA 19 

Tahun 1986, empat siswa SMPN 16 Surabaya mengibarkan nama Dewa. Dewa adalah akronim keempat personelnya kala itu. Dhani Manaf [Keyboard, Vokal], Erwin Prasetya [Bass], Wawan Juniarso [Drum], dan Andra Junaidi [Gitar]. Wawan memutuskan keluar tahun 1988 dan bergabung dengan Outsider yang antara lain beranggotakan Ari Lasso. Posisi Wawan di Dewa lantas digantikan kakak kelasnya, Salman. Nama Dewa pun berubah menjadi Down Beat, diambil dari nama sebuah majalah jazz terbitan Amerika. Down Beat cukup dikenal terutama setelah berhasil merajai panggung festival. 

Begitu nama Slank berkibar impian mereka pun berubah. Wawan Juniarso segera dipanggil kembali untuk menghidupkan Dewa dan Ari Lasso ikut bergabung. Nama Dewa kembali tegak, bedanya kali ini pakai embel – embel 19 semata karena rata – rata usia pemainnya 19 tahun. Sukses dengan album perdana, Wawan hengkang. Erwin dan Ari Lasso pun hengkang karena masalah narkoba di album kelima. Dewa kemudian menemukan Elfonda alias Once untuk mengisi kekosongan vokal. Dan Tyo Nugros didapuk jadi drummer. Erwin kembali bergabung dengan Dewa dan mundur lagi di album 6 kemudian digantikan oleh Yuke (bassis The Groove).
Tahun 2008 Ahmad Dhani menyatakan Tyo sang drummer telah hengkang dan diganti oleh Agung Yudha (additional drummer Andra & The Backbone dan mantan drummer Powerslaves).

Personel:

Nama: Dhani Ahmad Prasetyo (Ahmad Dhani Manaf)
Ttl: Surabaya, 26 Mei 1972
Posisi: keyboard, gitar, vokal

Nama: Andra Junaidi Ramadhan (Andra)
Ttl: Surabaya, 17 Juni 1972
Posisi: gitar

Nama: Yuke Sampurna (Yuke)
Ttl: Bandung, 19 Juni 1968
Posisi: bass

Nama: Agung Yudha
Ttl: Semarang, 20 Juni 1975
Posisi: drum

2. BASE JAM 

Base Jam, adalah grup band anak muda yang terbentuk pada 15 Januari 1994. Formasi Personel mereka semula terdiri atas Bambang Sutanto (BS, Drum), Adon Saptowo (Adon, Vokal), Sigit Wardana (Sigit, Vokal), Adnil Farsal (Adnil, Gitar), Ardi Isnandar (Aris – Gitar) dan dua personel wanita, Intan Putri Werdiniadi (Anya, Keyboard) dan Ardhini Citrasari (Sita, Bas).

Berawal dari kumpul-kumpul dan nge-jam, kemudian membentuk grup band ini, sekaligus membuat nama Base Jam. Ayah Sita yang kebetulan mengenal Harry Sabar kemudian mengantarkan mereka ‘belajar’ padanya. Base Jam pertamakali teken kontrak dengan PT. Musica Studio, dan merilis album pertama, Bermimpi dan album kedua Rindu.

Berikutnya Base Jam mengalami krisis personel, Adnil Farsal dan Intan Putri Werdiniadi mengundurkan. Disusul kemudian Christopher Bollemeyer yang menggantikan Adnil (Gitar) juga hengkang dan memutuskan bergabung dengan Netral.

Personel:

Nama: Alvin Kurniawan
Posisi: vokal

Nama: Adon Saptowo
Posisi: vokal

Nama: Ardi Isnandar
Posisi: gitar

Nama: Oni Fathoni
Posisi: gitar

Nama: Ardhini Citrasari
Posisi: bass

3. /RIF

Awalnya band ini bernama Badai yang berdiri tahun 1992 dengan personel Andy (vokal), Ade (drum), Iwan (bass), Baron (gitar) dan Dwi (kibord). Kemudian berganti menjadi R.I.F (Rythm in Freedom) di tahun 1993 dan 1995 mereka resmi memakai nama /rif. Anak-anak Bandung ini kemudian mencoba peruntungan dengan membuat single rekaman sendiri. Tak dinyana mereka dilirik perusahaan rekaman besar dan album perdana mereka 'Radja' yang rilis Oktober 1997 laris manis. Kendati kerap berganti personel, hingga kini /rif tetap berdiri tegak.

Personel:

Nama: Restu Triady (Andy)
Ttl: Bandung, 12 Oktober 1968
Posisi: vokal

Nama: Magi Trisandi (Magi)
Ttl: Bandung, 9 September 1973
Posisi: drum

Nama: Teddy
Posisi: bass

Nama: Adjie Pamungkas (Jikun)
Ttl: Bandung, 12 September 1968
Posisi: gitar

Nama: Noviar Rahmansyah (Ovy)
Ttl: Bandung, 12 November 1966
Posisi: gitar


4. BIP

BIP lahir untuk menyalurkan kreativitas tiga musisi mantan personel Slank, yaitu Pay, Bongky dan Indra. Setelah puas dengan proyek musik masing-masing selama kurang lebih empat tahun, akhirnya Bongky, Indra dan Pay sepakat mendirikan band baru yang diberi nama BIP, singkatan inisial nama mereka, di acara reuni Potlot yang diadakan di GOR Saparua, Bandung, 20 April 2000 silam. BIP kemudian didukung pula oleh Jaka (dram), dan Irang (vokal).

April 2003, bertepatan dengan dirilisnya album The Best Of BIP, BIP mengumumkan mereka tidak lagi memakai Irang sebagai vokalis. Sebagai gantinya, mereka menggandeng Ipang, mantan vokalis Plastik.

Personel:

Nama: Parlin Burman (Pay)
Posisi: gitar

Nama: Bongky Marcel Ismail (Bongky)
Posisi: bass

Nama: Indra Chandra Setiadi (Indra)
Posisi: keyboard

Nama: Irfan Fahri Lazuardy (Ipang)
Posisi: vokal

5. NETRAL

NETRAL adalah band yang dibentuk pada tanggal 18 November 1992. Dimana oleh pers Indonesia saat itu dikatakan sebagai Band Alternatif. Terlepas dari yang diberikan pers Indonesia ini benar atau tidak.

Yang jelas band yang dibentuk dari hasil persahabatan di SMA Negeri 55 dan 60 Jakarta ini hanya memainkan musik yang benar-benar murni keluar dari hati Nurani mereka sendiri. Sesuai dengan Definisi Musik yang kita kenal. Juli 1998, Bimo hengkang. Eno pun didapuk menggantikan Bimo. Desember 1999, Miten pamit untuk berangkat ke Amerika untuk meneruskan sekolahnya. Baru di tahun 2003 mereka bertemu Coki.

Personel:

Nama: Bagus Dhanar Dhana (Bagus)
Ttl: 17 Januari 1971
Posisi: bass dan vokal

Nama: Eno Gitara Ryanto (Eno)
Ttl: Jakarta, 11 Oktober 1979
Posisi: drum

Nama: Christoper Bollemeyer (Coki)
Ttl: Jakarta, 30 Desember 1976
Posisi: gitar

6. BOOMERANG

Boomerang adalah grup musik rock asal Surabaya, yang resmi berdiri pada 8 Mei 1994 dengan nama Lost Angels. Meski demikian mereka telah berkiprah konsisten tampil di jalur rock sejak 1991.
Personel Boomerang semula terdiri dari John Paul Ivan (gitar), Roy Jecomiah (vokal), Farid Martin (drum) dan Hubert Henry (bas). Namun dalam perjalanan karirnya John Paul Ivan mundur dan memilih berganti bendera pada 2005. Boomerang kemudian memperkenalkan Andry Franzzy (mantan gitaris Powerslaves) sebagai gitaris baru mereka.

Personel:

Nama: Andi Babas
Posisi: vokal

Nama: Hubert Henry Limahelu
Posisi: bass

Nama: Farid Martin Badjeber
Posisi: drum

Nama: Tommy Maranua
Posisi: gitar

7. PADI

Padi mulai dibentuk di Surabaya, 8 April 1997 dan mulai dikenal masyarakat pada penghujung 1990-an. Warna musiknya dianggap baru dalam dunia musik pop rock Indonesia. Padi sendiri merupakan grup kreativitas seni mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya, yang semula bernama 'Soda', namun kemudian diganti menjadi Padi. Debut album Padi bertajuk Lain Dunia (1999) yang berhasil terjual hingga 800 ribu kopi

Kemudian menyusul album Sesuatu Yang Tertunda (2001) yang juga sukses terjual hingga 1,6 juta kopi. Album berikutnya Save My Soul (2003), dan terakhir albumnya bertitle Padi (2005).

Selain keempat album regular di atas, Padi juga pernah merilis album kompilasi seperti Official Songs World Cup (lagu Work of Heaven, 2002), Album rohani Family Songs Hadad Alwi (Doaku, 2003), Tribute to Ian Antono (Saksi Gitar Tua, 2004), dan album sosial untuk korban Tsunami di Aceh Kita Untuk Mereka (lagu 26 Desember, 2005).

Personel:

Nama : Andi Fadli Arifuddin (Fadli)
Posisi : Vokal
 
Nama : Ari Sosianto (Ari)
Posisi : Gitar

Nama : Surendro Prasetyo (Yoyo)
Posisi : Drum

Nama : Rindra Risyanto Noor (Rindra)
Posisi : Bass

Nama : Satrio Yudi Wahono (Piyu)
Posisi : Gitar

8. COKELAT

Cokelat adalah nama Grup musik asal Bandung yang berdiri tanggal 25 Juni 1996. Grup musik ini memilih nama “Cokelat” karena mereka ingin musik yang mereka suguhkan bisa dinikmati oleh semua kalangan, seperti halnya makanan cokelat. Mungkin tujuh tahun bersama-sama, berkarya, bekerja keras dan menjalani proses mencapai impian bukanlah jalan yang mudah. 

Hingga hari ini, Cokelat telah mengalami beberapa kali perubahan personil. Semula ada Kikan, Ronny, Robert, Bernard, dan Deden, kemudian sewaktu rekaman album kompilasi “Indie Ten” (1998) Ervin masuk menggantikan Deden, kemudian pada saat album “Untuk Bintang” (2000) Edwin masuk menggantikan Bernard dan keluarnya Robert menjelang album “Rasa Baru (2001) dan hingga saat ini Cokelat menemukan formasi terbarunya.

Personel:

Nama: Jackline Rossy
Posisi: Vokal

Nama: Otto Trijati Pambudi
Posisi: Drum

Nama : Ernest Fardiyan Sjarif (Ernest)
Posisi : Gitar
Ttl : Plaju, 9 Januari 1979

Nama : Febrianto Nugroho Surjono (Ronny)
Posisi : Bass
Ttl : Jakarta, 26 Februari 1974

Nama : Edwin Marshal Syarif (Edwin)
Posisi : Gitar
Ttl : Plaju, 19 Maret 1975

9. JIKUSTIK

Jikustik adalah grup musik Indonesia yang terbentuk tanggal 26 Februari 1996 di Yogyakarta dengan anggota: Pongki (vokal, gitar), Icha (bass, vokal), Dadi (gitar, vokal), Adhit (keyboard) dan Carlo (drum).

Pada bulan Februari 1996, sekumpulan anak muda sepakat mendirikan G-Coustic. Huruf 'G' berasal dari nama Geronimo FM, sebuah radio di Jogja, yang berperan dalam berdirinya Jikustik. Sedangkan Coustic berasal dari kata acoustic. Dari situlah dua lagu berjudul "Berdua Lagi" dan "Seribu Tahun Lamanya" mulai dikenal khalayak Jogja.

Pongki dan Icha merupakan anggota yang paling aktif dalam menciptakan lagu. Tidak hanya untuk grup mereka sendiri, mereka juga menciptakan lagu untuk penyanyi lain dan banyak yang akhirnya menjadi hits.

Personel:

Nama : Brian Prasetyoadi (Brian)
Posisi : Vokal

Nama : Abadi Bayu (Bayu)
Posisi : Bass

Nama : Ardi Nurdin (Dadi)
TTL : Yogyakarta, 1 September 1977
Posisi : Gitar, Vokal

Nama : Adhitya Bhagaskara (Adhit)
TTL : Yogyakarta, 15 September 1976
Posisi : Keyboard

Nama : Carolus Liberianto (Carlo)
TTL : Madiun, 28 Januari 1977
Posisi : Drum

10. EDANE


Edane semula dikenal sebagai singkatan dari Eet dan Ecky Lamoh. Terbentuk tahun 1991, Edane terdiri atas Eet (gitar), Ecky Lamoh (vokal), Iwan Xaverius (bas), dan Fajar Satriatama (drums). Setelah ikut mewarnai musik Edane dalam album pertama The Beast (1992), Ecky cabut. Edane tak berganti nama, Hari Batara atau lebih dikenal sebagai Ucok, masuk.

Tapi kemudian giliran Ucok yang cabut. Posisinya diambil alih oleh Trison, mantan
vokalis Roxx. Trison dipilih lewat seleksi ketat yang dilakukan selama dua tahap. Namun pada pertengahan tahun 2003 lagi-lagi terjadi pergantian vokalis, pada tangal 9 juli 2003 tepatnya Trison mengundurkan diri dari edane. Setelah Trison mengundurkan diri akhirnya edane mendapatkan ganti vokalis baru yaitu mantan vokalis Razzle Band yaitu Robby. Namun Iwan dan Robby akhirnya mengundurkan diri

Personel:

Nama: Zahedi Reza Syahranie
Ttl: Bandung, 3 Februari 1962
Posisi: gitar

Nama: Fajar Satriatama
Ttl: Jakarta, 11 Juli 1970
Posisi: drum

Nama: Daeng Oktav
Posisi: bass

Nama: Ervin Nanzabakri
Posisi: vokal

Nama: Hendra Zamzami
Posisi: gitar

11. GOD BLESS

Berdirinya God Bless berawal kembalinya Iyek kembali ke Tanah Air setelah beberapa tahun tinggal di Belanda, ia pun berangan-angan membentuk band sendiri yang lebih serius. Bersama Ludwig Le Mans, gitaris Clover Leaf, band Iyek ketika masih di Belanda, Iyek lalu mengajak Fuad Hassan (dram), Donny Fattah (bass) dan Jockie Surjoprajogo (kibor) untuk membentuk band. Tahun 1972, formasi pertama ini melakukan konser perdananya di TIM (Taman Ismail Marzuki)lalu mengikuti pentas musik “Summer ’28”, semacam pentas ‘Woodstock’ ala Indonesia di Ragunan, Jakarta, yang diikuti berbagai grup band dari Indonesia, Malaysia dan Filipina. Dengan posisi keyboard yang sudah digantikan oleh Deddy Dores ,Jockie Surjoprajogo sendiri sibuk dengan program musik lain-lainnya seperti LCCR Prambors dan sebagainya. Kini God Bless menyisakan 3 personil.

Personel:

Nama : Ahmad Syech Albar (Ahmad Albar)
TTL : Surabaya, 16 Juli 1946
Posisi : Vokal

Nama : Jusuf Antono Djojo (Ian Antono)
TTL : Malang, 29 Oktober 1950
Posisi : Gitar

Nama : Donny Fattah Gagola
Posisi : Bass

Nama : Abadi Soesman
Posisi : Keyboard

Nama: Eet Syahranie
Ttl: Bandung, 3 Februari 1962
Posisi: gitar

Nama: Fajar Satriatama
Ttl: Jakarta, 11 Juli 1970
Posisi: drum
12. IWAN FALS


Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan Listanto lahir di Jakarta pada 3 September 1961. Ia seorang penyanyi beraliran balada yang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia. Lewat lagu-lagunya, ia ‘memotret’ suasana sosial kehidupan Indonesia (terutama Jakarta) di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya tetapi juga sejumlah pencipta lain.

13. KAHITNA

Kahitna berdiri pada taggal 24 Juni 1986, yang berasal dari bahasa Philipina yang artinya meskipun demikian tapi akhirnya dipelesetkan menjadi bahasa Sunda. Ka Na adalah awalan dan akhiran sehingga ketika disatukan artinya menjadi yang paling hits ; nu paling hits (bahasa Sunda).
Kahitna sendiri berasal dari kota Kembang Bandung.

Berawal pada tahun 1983, Yovie membentuk band yang bernama Coops Rhytem Section anggotanya sebagian besar menjadi Indonesia 6, Ruth Sahanaya dan KAHITNA itu sendiri. Karena perbedaan idealisme, Yovie melepaskan diri dan membentuk KAHITNA pada tahun 1986 dengan vocalis Trie Utami, pada perkembangannnya berganti-ganti personil sampai formasi saat ini. Banyak nama besar yang telah bergabung dengan KAHITNA, dari mulai kesuksesan seorang Yovie Widianto, Rita Effendy, Ruth Sahanaya, Trie Utami, Hedi Yunus.

KAHITNA adalah salah satu band yang mempunyai kekuatan merata disemua lini ditandai dengan aktivitas para personilnya sebut saja Andrie Bayuadjie pada Humania dan Indra Lesmana Reborn, Dody Is sebagai Ilustrator musik sinetron, D. Bambang P sebagai Sound Programming dan Arranger.

Personel:

Nama: D. Bambang Purwono
Ttl: Sukabumi, 17 November
Posisi: keyboard

Nama: Andrie Bayuajie
Ttl: Bandung, 23 Agustus
Posisi: gitar

Nama: Dody Isnaini
Ttl: Jember, 21 Oktober
Posisi: bass

Nama: Budiana Nugraha
Ttl: Bandung, 1 Desember
Posisi: drum

Nama: Harry Suhardiman
Ttl: Jayapura, 2 November 1970
Posisi: perkusi

Nama: Hedi Yunus
Ttl:Bandung, 24 Agustus
Posisi: vokal

Nama: Carlo Saba
Ttl: Bandung, 5 Januari
Posisi: vokal

Nama: Mario Ginanjar
Ttl: Bandung, 11 Maret
Posisi: vokal

14. KLA PROJECT

KLa Project adalah kelompok musik yang dipelopori oleh Katon Bagaskara, Lilo (Romulo Radjadin), Adi Adrian, dan Ari Burhani. Nama KLa sendiri diperoleh dari inisial personel band ini. Pada tahun 1992, Ari Burhani keluar dan beralih peran sebagai manajer band hingga saat ini. Pada bulan Maret 2001, giliran Lilo yang keluar dari band ini.

KLa tetap berjalan terus walau hanya menyisakan Katon dan Adi. Kemudian tahun 2003, KLa memutuskan untuk menambah tiga orang personel baru, yaitu Erwin Prasetya, Yoel Priyatna dan Hari Goro. Nama mereka pun berubah menjadi NuKLa. NuKLa sempat mengeluarkan satu album pada tahun 2004 yang bertajuk “New Chapter”.

Pada tahun 2006, Erwin Prasetya memutuskan untuk keluar dari NuKLa karena perbedaan visi. Tak lama setelah itu, Katon Bagaskara menyatakan bahwa NuKLa berganti nama kembali menjadi KLa Project. Salah satu alasannya adalah sulitnya mengubah citra KLa yang lama menjadi baru. Beberapa anggota KLa Project juga berkarier solo. Katon telah merilis enam album, Adi mencetak dua album, dan Lilo baru satu album.

Personel:

Nama : Katon Bagaskara
TTL : Magelang, 14 Juni 1966
Posisi : Vokal, Gitar

Nama : Adi Adrian
Posisi : Piano, Keyboard

Nama : Lilo (Romulo Radjadin)
Posisi : Gitar, Vokal


15. ADA BAND


ADA Band adalah sebuah grup musik pop yang kini beranggotakan Donnie Sibarani (vokalis), Aditya Pratama (drummer), Marshal (gitaris) dan Dika Satjadibrata (bassis). Grup ini melejit lewat lagu Masih, Langit Tujuh Bidadari dan Karena Wanita (Ingin Dimengerti). Lagu-lagu mereka dominan mengangkat tema-tema cinta. Sehingga ADA Band dianggap sebagai salah satu grup musik melankolis.

Album yang telah mereka rilis yakni, SEHARUSNYA (1997), PERADABAN 2000 (2000), TIARA (2001), METAMORPHOSIS (2002), The Best of – Discography (2003), HEAVEN OF LOVE (2004), ROMANTIC RHAPSODY (2006), CINEMA STORY (2007), dan HARMONIOUS (2008).
Saat terbentuk pada tahun 1996, ADA Band beranggotakan Ibrahim Imran (Baim) pada gitar & vokal, Iso Eddy H (Iso) pada keyboard & backing vocal, Elif Ritonga (Eel) pada drum, Dika Satjadibrata (Dika) pada bass dan Khrisna Balagita (Khrisna) pada keyboard & piano. Album perdana, SEHARUSNYA dirilis setahun kemudian.
Setelah album kedua, PERADABAN 2000 (2000), Iso dan Eel hengkang dari ADA Band. Album ketiga, TIARA (2001) posisi drum diisi oleh Rama Yaya Muktio. Perpecahan di tubuh ADA Band kembali terjadi. Kali ini sang vokalis, Baim hengkang pada bulan Desember 2001.

Tak putus asa, awal 2003, ADA band menggebrak dengan formasi Khrisna Balagita (keyboard & piano), Dika Satjadibrata (bass & backing vocal), Rama Yaya Muktio (drum), Marshall Suryarachman (gitar), dan Donnie Sibarani (vokal). Mereka pun merilis album METAMORPHOSIS di bawah label baru, EMI Music Indonesia. Kebangkitan ADA Band diakui dengan masuknya mereka sebagai nomine dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2003 (4 kategori) dan Clear Top 10 Awards 2003 (3 kategori).

Akhir 2003, mereka merilis THE BEST OF ADA BAND – DISCOGRAPHY, berisi 12 lagu yang membawa ADA Band terkenal. Awal 2004, Rama kecelakaan dan terpaksa harus mundur. Dengan bantuan additional player, ADA Band merilis HEAVEN OF LOVE (2004), ROMANTIC RHAPSODY pada awal 2006, serta CINEMA STORY pada pertengahan 2007. Donnie berduet dengan putri musisi Erwin Gutawa, Gita Gutawa, dalam lagu Yang Terbaik Bagimu yang terdapat di album HEAVEN OF LOVE.

Album kesembilan ADA Band, HARMONIUS (2008) rilis tanpa Khrisna Balagita yang mengundurkan diri dari ADA Band.

16. GIGI

Asal : Bandung, Indonesia
Tahun aktif : 1994 – sekarang
Aliran : Pop, Rock
Label : Demajors
Manajemen : GIGI Manajemen

Personil 

Armand Maulana (vokal)
Dewa Budjana (gitar)
Thomas Ramdhan (bass)
Gusti Hendy (drum)

Mantan personil

Aria Baron (gitar)
Ronald Fristianto (drum)
Opet Alatas (bass)
Budhy Haryono (drum)

Gigi adalah nama sebuah grup musik yang berasal dari Bandung, Indonesia yang mengusung jenis musik pop dan rock. Kelompok ini berdiri pada tanggal 22 Maret1994, dengan format awal Aria Baron, Thomas Ramdhan, Ronald Fristianto, Dewa Budjana dan Armand Maulana. Nama “Gigi” sendiri muncul setelah para personelnya tertawa lebar mengomentari nama “Orang Utan” yang nyaris dijadikan nama band ini. Dengan latar belakang musik yang beda-beda, mereka menggabungkannya ke dalam satu musik yang menjadi ciri khas Gigi. Album perdana yang bertema “Angan” dilempar ke pasaran dengan dukungan dari Union Artist/Musica. Setelah berkiprah selama 11 tahun di blantika musik Indonesia, kelompok ini telah mengalami pergantian personil berkali-kali.

17. SLANK

Awal terbentuknya Cikini Stones Complex (CSC), cikal bakal Slank pada Desember 1983. Kenapa Cikini Stone Complex. Karena awalnya band ini terdiri dari anak-anak SMA perguruan Cikini. Di band inilah Bimo Setiawan (dram), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bas), Uti (vokal) dan Well Welly (vokal) mengekspresikan kesukaan mereka terhadap karya-karya Rolling Stones.

Alhasil, biarpun mereka mencoba warna lain tetap saja akan kembali lagi ke karya-karyanya Rolling Stones. Tapi sayang kemudian band ini dibubarkan. Bimo Setiawan atau lebih dikenal dengan sebutan Bimbim tetap bertekad untuk bermusik. Lalu bersama dua orang saudaranya Denny dan Erwan, ia membentuk Red Evil. Berbeda konsep dengan CSC, Red Evil mulai menyisipkan karya sendiri ketika mereka tampil membawakan karya-karyanya Van Halen.

Lahirnya Slank

Merasa nggak puas dengan satu gitaris, Bimbim pun mengajak serta Bongky yang saat itu tercatat sebagai gitaris Reseh Band. Namun kedatangan Bongky di Red Evil membuat mundur gitaris yang akan didampinginya. Penampilan mereka yang terkesan asal-asalan kadang urakan membuat mereka kerap disebut slenge’an oleh teman-temannya. Mulai saat itulah Red Evil pun berubah nama menjadi Slank dengan formasi awal, Bimbim, Erwan (vokal), Bongky (gitar), Denny (bas) dan Kiki (gitar). Sejak itu pula, rumah Bimbim di Jl. Potlot III/14 Pancoran, Jakarta Selatan dijadikan tempat ngumpul alias markas kelompok Slank.

Melihat Slank yang tidak menunjukkan tanda-tanda kemajuan Erwan pun memutuskan untuk serius kuliah di Bali. Posisi Erwan lantas digantikan Uti dan Lala. Tapi tak lama, Well Welly yang dulu menjadi vokalis CSC masuk menggantikan. Formasi Slank terus berubah hingga menjadi solid ketika Bimbim dan Bongky merekrut Kaka (vokal), Pay (gitar) dan Indra Q. (kibor). Mereka kemudian memutuskan serius di jalur musik mereka dan mencari jalur untuk rekaman. Adalah Indra Q. yang berhasil menemukan Slank dengan Budhi Soesatio.

Setelah mendengar demo yang disodorkan, Budhi yakin musik Slank akan disukai. Apalagi mereka berani menampilkan warna musik yang berbeda. Dari pop, rock, sampai etnik. “Saya pikir grup ini bakal memiliki daya hidup yang lama”, tutur Budhi saat itu. Tak disangka album Suit-Suit… Hey Hey… (Gadis Sexy) yang menampilkan hits Memang dan Maafkan ini meledak. Bahkan dalam ajang BASF Award tahun 1991, mereka memperoleh predikat “Pendatang Baru Terbaik”.Sejak itu, jadwal manggung Slank sangat padat, tidak hanya sebatas Pulau Jawa dan Bali saja tapi juga dari Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi.

Fans Fanatik

Perkiraan Budhi Soesatio akan grup ini ternyata benar, pangsa pasar yang dibidik Slank tepat dan memiliki kefanatikan tersendiri. Lirik lagu mereka dianggap simbol dari pemberontakan generasi muda terhadap nilai-nilai kemapanan. Oleh karena itu, markas mereka di Jl. Potlot 14 sering disatroni para penggemar Slank atau akrab disebut Slankers.Tak hanya Slankers yang kerap datang ke tempat ini, tapi juga dari kalangan musisi. Tempat ini kemudian jadi seperti sebuah komunitas, karena dari tempat ini banyak lahir musisi-musisi muda. Alumnus gang Potlot antara lain Imanez, Anang, Kidnap Katrina, Alm. Andi Liani, Oppie Andaresta dan Flowers.

Sayang, formasi solid ini pun ternyata harus pecah. Pay, Bongky dan Indra memutuskan hengkang karena adanya ketidak puasan rehadap masalah manajemen. Ketiganya lantas bergabung dan membentuk band BIP. Tiga personel baru, yakni Abdee (gitar), Ridho (gitar) dan Ivanka (bas) masuk mengisi kekosongan formasi Slank. Kehadiran mereka, bisa dibilang membawa perubahan besar bagi Slank. Selain lebih semangat bermusik, penampilan Slank pun mulai berubah. Bagi Bimbim dan Kaka, tiga personil baru ini membawa gairah yang baru.Dengan formasi baru (formasi 14) dan di bawah naungan Bunda Iffet, kini Slank telah melahirkan sembilan album. Setelah Lagi Sedih muncul album Tujuh (1998), dan lalu Mata Hati Reformasi (1999).

Lima album pertama mereka adalah Suit Suit Hey Hey Gadis Sexy (1990), Kampungan (1991), Slank 3 Piss (1993), Generasi Biru (1995), dan Minoritas (1996).

Album-album yang diproduksi sebagian besar oleh Virgo Ramayana Record dan Slank Records itu dilengkapi The Best Slank 1 - 5, A Mild Live Konser Piss 30 Kota (1999) dan album kesembilan VCD dobel album 999+09. Seluruh album Slank laku di atas 200 ribu. Album Tujuh mencatat penjualan tertinggi, 600 ribu keping.

Predikat supergrup memang pantas mereka terima. Selain angka penjualan yang fantastis, Slank juga memiliki jumlah penggemar yang amat luas. Jumlah Slankers, penggemar fanatik Slank, mencapai jutaan orang. Mereka tersebar di 20 kota, bahkan ke beberapa negara.

Fans yang memegang kartu anggota saja ada sekitar 20 ribu orang. Malah, menurut Bens Leo, seorang pengamat musik, Slankers fanatik bisa mencapai 50 ribu.
“Slank kelak bakal jadi LSM dengan jumlah anggota yang besar,” kata Bimbim.

Komunitas Potlot juga melahirkan penyanyi dan musisi yang sukses. Mereka antara lain Oppie Andaresta, Anang, Imanez, Nita Tilana, Welly, Ecky Lamoh, dan tentu Pay, Indra Q, dan Bongky yang banyak mempromosikan grup baru
Setelah cabut dari Slank usai album ke-5, Minoritas. Mereka kini mendirikan BIP, yang warna musiknya masih kental dengan warna Slank.

Boedi Soesatio bercerita, pertemuannya dengan Slank bermula ketika kepincut pada demo lagu yang dibawa oleh anak sahabatnya, Yudho (suami Titi Qadarsih) pada 1989.
Bagi pembuat logo dan sampul kaset itu, lagu yang dibawa oleh Indra Qadarsih itu ibarat mutiara yang belum digosok.

“Mereka membawa pembaruan di blantika musik rock Indonesia lewat lirik yang apa adanya,” tutur Boedi.

Apalagi, Boedi menilai, saat itu pasar kaset sedang jenuh. Pop cengeng juga sudah jenuh. Inilah momentum. Kebetulan pembuat sampul album Nike Ardila itu juga tak asing dengan Pay, yang pernah kerja bareng. 

Strategi pun digarap. Boedi dan anggota Slank – Bimbim, Kaka, Pay, Bongky, dan Indra – menyatukan pendapat. “Kami sepakat untuk tidak sepakat.”

Mereka beradu argumen setelah lagu selesai digarap. Salah satu hasilnya adalah lirik lagu yang dinilai agak jorok agar diganti, seperti lagu Kupu-kupu Malamku menjadi Maafkan. Setiap personel Slank dinilai memiliki musikalitas yang tinggi. 

“Soal menyanyi, fals sedikit boleh-boleh saja daripada harus mematuhi patron yang tepat,” katanya.
Bimbim kuat karena memiliki touch Rolling Stones. “Indra, Bongky, dan Pay meski nggak nge-Stones, punya peran yang tak kalah kuat. Indra memberi renda, begitu pula Bongky. Pay yang memberi kancingnya,” katanya.

Inti dari kekuatan Slank, menurut Boedi, adalah pada cara ungkap lirik dan tema yang mereka tawarkan sangat akrab dengan lingkungan sehari-hari. Hit-hit seperti Maafkan, Mawar Merah, Makan Nggak Makan Asal Kumpul, Orkes Sakit Hati, Bang Bang Tut, Nagih, Naik-naik ke Puncak Gunung, Tong Kosong, Siapa yang Salah, Balikin, bertutur tentang kehidupan sehari-hari yang apa adanya. 

“Mereka bisa menjadi corong dan mewakili anak muda. Mereka bakal menjadi perwakilan unek-unek. Slank bakal menjadi gaya hidup,” ujar Boedi.

Dengan sejumlah kekuatan yang dimiliki Slank, slogan Slank adalah anak muda yang slenge’an, tapi punya sikap pun ditawarkan. Logo pun dibuat maskulin, yakni kupu-kupu besi dengan desain warna biru sebagai ikon. 

Karena diprediksi bahwa Slank bakal menjadi gaya hidup, mereka menyebarkan angket, meluncurkan stiker, pin, kaos, rantai, sekaligus untuk memelihara fans. Inilah yang akhirnya melahirkan Pulau Biru. Wadah manajemen Slank, yang sekarang dipegang oleh Bunda Iffet Sidharta.

Slank kemudian terbukti menjadi gaya hidup. Para Slankers meniru habis penampilan Slank. Kaos ketat yang ngatung. Dompet di saku kanan belakang yang terikat rantai ke pinggang. Kalung dengan liontin logo Slank berbentuk kupu-kupu.

18. SHEILA ON 7

Sheila on Seven (SO7) adalah salah satu grup musik populer Indonesia dengan personel Duta (Akhdiyat Duta Modjo, vokal), Eross (Eross Candra, gitar), Adam (Adam Muhammad Subarkah, bass), serta Brian (Brian Kresna Putro, drum).

Grup yang berdiri di Yogyakarta, 6 Mei 1996 itu, awalnya bernama Sheila Gank yang diambil dari kata Sheila dari bahasa Celtic yang berarti musikal. Nama ini pun kemudian diubah menjadi On Seven, yang berarti tujuh tangga nada dalam musik.

SO7 dalam perjalanan bermusik telah beberapa kali mengalami perubahan formasi. Pada Oktober 2004, Brian masuk menggantikan Anton yang dikeluarkan karena dianggap tidak disiplin. Kemudian pada Maret 2006, Sakti mundur untuk belajar di Pakistan.

Album Sheila On 7 di antaranya, SHEILA ON 7 (1999), KISAH KLASIK UNTUK MASA DEPAN (2000), ANUGERAH TERINDAH YANG PERNAH KUMILIKI (2000), 07 DES (2002), OST. 30 HARI MENCARI CINTA (2003), PEJANTAN TANGGUH (2004), PRIA TERHEBAT (2004), JALAN TERUS (2005), 507 (2006) album MENENTUKAN ARAH (2008) yang dirilis di atas kereta jurusan Jakarta-Bandung.

19. CAFFEINE 

Berawal dari album kompilasi Indie Ten yang menyuguhkan Padi, Cokelat, Wong dan tujuh band lainnya, Caffeine mampu menarik perhatian. Caffeine yang beranggotakan Rudy (vokal), Beny (gitar), Danny (gitar), Daniel (keyboard), Yandi (bass) dan Yudi (drum) merilis debut album Hijau dengan mengandalkan single Hidupku Kan Damaikan Hatimu.

Perjalanan Caffeine menembus indutri rekaman tidaklah semudah yang dibayangkan. Mereka seakan kenyang mendapat penolakan dari bebagai record label yang mereka sambangi. Akhirnya melalui label New Metro, Caffeine merilis album perdananya Hijau.

Pembuatan album ketiga Di Telinga dan Di Mataku, Caffeine dibantu ole Capung (gitaris Java Jive) yang bertindak sebagai produser. Album ketiga ini menjadi pembuktian bahwa Caffeine masih tetap eksist dijalur musik tanah air.

20. FIVE MINUTES 

Grup asal Bandung yang kerap mengenakan sarung, Five Minutes kemarin mengeluarkan album terbaru bertajuk “Rockmantic” di Hard Rock Cafe. Dalam album keenam ini perubahan terjadi khususnya pada jenis musik serta para personilnya.
Unsur pop rock sangat kentara sekali namun cerita tentang cinta tetap menjadi jualan grup yang beranggotakan Ricky Tjahyadi (keyboard), Richie Setiawan (vokal), Drie Warnanta (bass), Aria Yudistira (drum) dan Roelhilman (gitar).

Penggarapan album ini memakan waktu cukup lama yakni rentang antara pertengahan Maret 2004 hingga Maret 2007. Hal tersebut dilakukan supaya hasil yang diperoleh memuaskan. Lantaran perubahan para personil maka sektor sound pun berubah. Pengaturan dan pengisian sound disesuaikan dengan konsep musik yang dipegang saat ini sehingga perbedaan mencolok terlihat pada karakter vokal dan pengisian intrumen pada umumnya.

Dari sepuluh lagu di album ini hampir keseluruhan ciptaan Ricky FM. Kendati begitu peran personil lainnya tetap andil utamanya aransemen. “Kita kerjakan semua. Jadi nggak hanya saya sendiri,” kata Ricky diiyakan personil lainnya dalam jumpa wartawan.

Dengan adanya perubahan jenis musik dengan para personilnya, Drie berharap album Rockmantic dapat diterima dan dinikmati masyarakat pencinta musik. “Ya walau konsep bermusik Five Minutes alami perubahan, kami harap pecinta musik bisa menerima,” ujar Drie.

Berikut sepuluh lagu di album “Rockmantic”, Menahan Perih, Bertahan, Takkan Rela, Bersalah, Bidadari, Tanpamu, Jangan Sakiti Aku, Masihkah Aku, Jauhi Dirinya dan Benarkah Itu.


21. D O T

d.o.t adalah band yang terbentuk pada 5 September 1997. Band yang dimotori oleh dua kakak beradik Adam Glen Doly dan Esa Saeful Rahman alias Eza Yayang ini sempat menelurkan hit dari album Siapa Kamu dan Jangan Jangan. d.o.t sempak vakum selama kurun waktu 7 tahun dan kini ditengah ramainya panggung musik dengan bermunculan band-band baru, d.o.t kembali meluncurkan karya terbaru. Kali ini Eza dan Adam (gitar) menggandeng Aroel sebagai pemain bas. Sedang untuk memberikan tampilan yang baru Eza mengajak Alsa seorang gadis remaja berusia 14 tahun yang bertindak sebagai additional player dram untuk setiap penampilan live d.o.t

Dari sisi musik, d.o.t masih mempertahankan slow beat bergaya 1980-an yang manis, dan mudah dicerna. Pola bermusik ini memang kembali menjadi tren saat ini. Mereka pun melahirkan hit seperti Jangan Jangan, Siapa Kamu, Rindu, serta Cinta dan Sahabat. Waktu itu grup musik ini menggabungkan beberapa jenis aliran musik mulai dari pop-rock, funky hingga bernuansa etnik ke dalam musik mereka. Musik yang kaya warna ini menjadikan d.o.t cepat diterima masyarakat.

Personel:
Nama : Adam Glen Doly
Posisi : Gitar

Nama : Esa Saeful Yayang / Eza Yayang
Posisi : Vokalis, Drum

Nama : Aroel
Posisi : Bass

Nama : Alsa
Posisi : Drum

22. FUNKY KOPRAL

Funky Kopral adalah band gado – gado, dengan dukungan personil yang menyukai beragam jenis musik, “Tapi selama ini, kami tetap akur-akur saja. Kesukaan pada musik boleh berbeda, tapi pada saat berkarya, visi musik kami sudah satu, ” ujar Angga, vokalis. Anak muda ini nge-rap pada sedikitnya 4 lagu, antara lain pada lagu ‘Depresi’, ‘Suntuk’ dan ‘Burn The Liar’. Lagu yang disebut terakhir, malah nyaris full rap. Padahal, Angga tak gemar benar pada musik rap, “Jaman ngeband pertamakali waktu masih di SMP, gue seneng bawain lagu-lagu Nirvana atau Oasis. Pokoknya, lagu-lagu yang lagi ngetop, waktu itu masih langka lagu rap, ” masih kata Angga.
Kristo dan Arlonsy mengaku, tak pernah mau tabrakan waktu main gitar secara barengan. Double lead guitar dalam formasi Funky Kopral bisa diakali, dengan membuat format aransemen yang memungkinkan masing – masing personil tetap berperan dominan, sambil menjaga ego. Hal itu tampak pada permainan duet gitar Kristo – Arlonsy pada lagu ‘Birokrasi’ dan ‘Masa Depan’. Di sana, permainan gitar keduanya terdengar saut-sautan, tapi tetap pada takaran harmoni musik yang terjaga. “Kalau dia lagi nge-lead, gue nge-rhythm. Begitu sebaliknya. Ngapain harus merasa paling jago, honor mainnya sama ini, ” seloroh Kristo. Itulah asyiknya Funky Kopral. Dalam usia yang nyaris sepantar – antara kelas 2 dan 3 SMU – kecuali drummer Robbi yang sudah jadi mahasiswa, Funky Kopral gampang sekali menyatukan ide dan visi musik. Robbi adalah musisi tertua yang berasal dari Lampung.
Yang unik, Funky Kopral hanya menyodorkan 2 demo lagu waktu pertamakali datang ke pe- rusahaan rekaman ‘Universal Music Indonesia’, yakni lagu ‘Funchopat’ dan ‘Pesta Funky’. Tatkala beberapa hari kemudian mereka diterima masuk ‘keluarga’ Universal tanpa audisi live lagi, “Kami kaget setengah mati. Suka bercampur panik. Masalahnya, terus terang saja, Funky Kopral waktu itu belum siap menggarap rekaman satu album, ” begitu bocoran berita dari Kristo.

Gado-Gado & Supermarket

Bulan Maret 1999, mereka mulai masuk studio rekaman ‘Metro Music – Blackboard’, mengambil shift malam, biar tidak tabrakan dengan jadwal sekolah atau kuliah. Pekerjaan baru ini dirampungkan sepanjang 4 bulan, kira-kira dengan 35 shift. Yang membuat Funky Kopral agak lama masuk studio adalah, kekurang siapan mereka pada materi lagu dan aransemen.
“Jika mau jujur, sebenarnya kami belum puas benar dengan hasil album pertama. Tapi, secara konsep bermusik – terus terang – Funky Kopral memang sengaja membuat lagu yang tidak semba- rangan. Artinya, lagu-lagu Funky Kopral bukanlah lagu pasaran. Kami usahakan, jika orang dengar lagu Funky Kopral, ada sesuatu yang beda dari band lain, dan bisa menunjukkan skill bermain kami. Itulah kepuasan Funky Kopral di album pertama, di antara sejumlah kekurangan yang lainnya,” tambah Bondan.
Dari pengembaraan ber-musik mereka sejak awal main band yang rata-rata sejak SMP, ujungnya terbentuklah format musik gado-gado. Ada unsur rock, ada hard core, ada jazzy, rap, funky dan hip-hop. Kelak, setelah basis musik itu mereka olah, jadilah format musik Funky Kopral seperti sekarang. Mereka menyebutnya dengan musik supermarket. Di sana, ada banyak pilihan, tapi tetap mengacu ada style bermusik anak muda: badung, cenderung vulgar dan funky. Tegasnya, Funky Kopral pengen bilang : “Kami tidak fanatik pada aliran musik tertentu. Syukur jika musik Funky Kopral menjadi trend setter perkembangan musik anak muda di Indonesia, ” ujar Angga. Tapi, di ujung wawancara, Funky Kopral menyebut musik yang dimainkannya sebagai jenis musik Funkedhelic Rhythm and Distortion. Tentu saja ala Funky Kopral.

Lirik Menjadi Ciri

Kecuali jenis musik, lirik yang unik dan aktual juga menjadi ciri dari kekuatan bermusik Funky Kopral. ‘Funchopat’ misalnya, bercerita tentang seseorang (atau lebih) yang memiliki kepribadian ganda, tapi gayanya tetap funky, keren dan cool banget. Dalam liriknya seolah ada laki-laki yang disukai cewek, tapi belagak bego. Berdandan ala skater, tapi nggak bisa main skate. Lagu ‘Funchopat’ ini diunggulkan oleh eksekutif produsernya, dan dipilih sebagai single hit perdana. Video klipnya digarap oleh Oleg Sanchabakhtiar dari ‘Planet Design Indonesia’.
“Kami ngasih musik, sutradara ngasih visual. Kami bisa bekerja sama enak sekali dengan tim Mas Oleg. Video klipnya bertema skateboard, gerakan pemain skateboard-nya seirama dengan musiknya. Pemain skateboard-nya kami ambil dari anak-anak skate Kelapa Gading dan Senayan, lokasi syutingnya di Tanjung Priok, ” papar Angga.
Lalu, mari kita lihat lagu ‘Birokrasi’, yang ada bunyi gitar ’saut-sautan’. Di sana Funky Kopral mengaku tidak mau menyinggung siapa-siapa. Juga bukan lagu kritik sosial. Funky Kopral tidak bermaksud menulis lagu untuk orang tertentu. Terserah, siapa yang merasa tersindir, silahkan bereaksi, “Kayaknya banyak orang birokrat yang cuek-cuek aja dengerin lagu macam itu. Kalau toh pesannya nggak sampai, ya nggak masalah, ” tambah Kristo.
Pada lagu ‘Suntuk’, Funky Kopral mencoba membedah sesuatu yang bersifat rutinitas. Pesan sosialnya ada pada unsur rapnya. Begitu seterusnya. Lalu, lagu apa yang paling punya tingkat kesulitan tinggi? Funky Kopral menganggap tak ada. Sebab semua lagu punya karakter berbeda, tingkat kesulitan tak sama pula. ‘Funchopat’, sulit untuk running bas gitarnya, sedang lagu ‘Birokrasi’ justru punya tingkat kesulitan pada isian double lead guitar-nya. Tapi, kalau ada yang tanya, lagu mana yang paling mereka sukai, awak Funky Kopral akan menjawab sama, “Funchopat”! Sebab Funchopat punya sejarah, karena lagu inilah yang paling awal didengar dan diterima produser eksekutif, ” ujar Angga sambil melepas tawa.
Satu hal yang tak kalah penting adalah, dalam pertunjukan live, Funky Kopral juga enak ditonton. Bergaya di depan kamera dalam penggarapan video klipnya pun, mereka terasa jago. Itu pula sebabnya, tanpa mau dianggap pongah, Funky Kopral memasang pesan “Dengarkan dulu, baru kasih komentar !”

Kopral Yang Funky

Embrio Funky Kopral dibangun sejak tahun 1996, tatkala Arlonsy, Bondan dan Kristo membangun band semasa SMP. Mereka memang satu sekolah di Jakarta. Band tanpa nama itu bubar, pada saat mereka masuk SMU. Suatu hari, mereka punya kerinduan untuk main bareng lagi, dan akhirnya diambillah Angga dan Robbi. Sebelum itu, Bondan sempat ngeband sendiri bersama rekan-rekannya, bahkan ikut dalam kompetisi band Tawuran Levi’s 1998 di Jakarta.
Tatkala diujung November 1997 ‘band ABG’ ini harus main di kampus IKJ kompleks Taman Ismail Marzuki, di tengah jalan mereka berfikir masalah nama bandnya. Tiba-tiba Kristo nyeletuk, “Gimana kalau kopral aja. Setelah disambung-sambungin, kok pas juga. Kopral kan pangkat termuda di tentara, jadi sama dengan band kami yang baru menetas dan anggotanya masih muda-muda. Kemudian, kami hubungkan dengan gaya hidup dan musik kami yang pakai unsur funky. Jadinya artinya, kopral yang bergaya funky…he…he. Ada nggak ya kopral funky ?” canda Kristo. Maka, nama Funky Kopral mulai dipakai resmi pada tanggal 1 Desember 1997. Lucu juga…
Dengan nama inilah rezeki mereka mengalir lumayan deras. Sejak dirilisnya album Funky Kopral Oktober 1999 lalu dalam sebuah Temu Pers di Hard Rock Café (Jakarta), frekuensi show mereka mulai kenceng. Mereka menganggap pas bermain di tengah audiens anak muda yang mau mengapresiasi musik mereka yang kayak gado-gado dan super-market itu. Misalnya, November lalu mereka main untuk fansnya yang dikelola Radio Madama (Makasar), dengan jumlah audiens yang membludak. Dengan ‘HR’ antara 3 juta – 5 juta perak, Funky Kopral kini mulai mencicil untuk membenahi fasilitas peralatan sendiri.
Band ini juga dikenal sangat kooperatif. Jika di daerah tempat mereka main tak ada peralatan yang memadai sesuai raiders (permintaan peralatan) maka, Funky Kopral biasanya akan membawa peralatan musik sendiri, kecuali set drum dan tata suara, tentunya. Mereka hanya butuh dua ampli untuk dua gitarnya, dan sound engineer yang tanggap pada musik garapannya.
Untuk sementara, Funky Kopral ‘baru’ memiliki 2 orang roadies, “Selebihnya, jika kami main di luar Jawa yang harus memakai pesawat (terbang), biasanya hanya membawa satu orang roadie. Peralatan musik, ditenteng masing-masing oleh musisi. Kasihan promotor jika harus membayar uang tiket lagi, ” ujar Angga.
Armand Maulana dari GIGI berani berkomentar tentang Funky Kopral, “Mereka adalah band masa depan, baik untuk lagu ciptaannya maupun live performance-nya yang asyik !”

Funky Kopral adalah :

Anggara Mulia ( vokal ), lahir di Jakarta, 5 Mei 1983. Bersama Funky Kopral, pernah memenangkan penghargaan Juara I Kompetisi Band ABA Pertiwi 1998 dan Juara I dan Favorit Tawuran Musik Levi’s 1998 (bersama Band SMU Islam Harapan Ibu ). Angga adalah murid SMU Islam Harapan Ibu.

Arlonsy Miraldi ( gitar / backing vokal ) dengan nama panggilan Oei / Oncy, lahir di Palu, 2 Oktober 1982. Pelajar SMU 86 ini memakai gitar Ibanez dan aksesori Boss.

Bondan Prakoso ( bass / backing vokal ), Jakarta, 8 Mei 1982. Pelajar SMU Islam Harapan Ibu, pemakai bas Ibanez 4 strings dan 5 strings. Pernah jadi penyanyi anak-anak, bahkan sejak usia 5 tahun dan menghasilkan 8 album solo. Bondan pernah terpilih sebagai ‘best bassist’ pada Kompetisi Musik ABA Pertiwi 1998 dan Tawuran Musik Levi’s 1998. Kecuali menggemari ‘aliran’ hardcore, Bondan juga jadi ’session man’ untuk sejumlah rekaman Blackboard.

Kristo Perwira (gitar), Jakarta, 5 Agustus 1981, pelajar SMU 3 Setiabudi, pemakai gitar elektrik Jackson 6 strings dengan aksesoris Boss dan Jim Dunlop.

Bobbi Wibowo (drummer), Teluk Betung, 7 September 1978, kini mahasiswa Universitas Lampung, jurusan Ekonomi Manajemen. Robbi adalah instruktur drum di Yayasan Musik Cressendo Lampung, tapi entah bagaimana lagi nasib kuliah dan pekerjaannya sebagai guru musik, pada saat ia rela ‘diculik’ memasuki formasi Funky Kopral pada hampir setahun terakhir ini.

Wajah Baru Funky Kopral (Funkop)


Band yang beraliran Funky Rock ini sering disebut-sebut sebagai Red Hot Chili Peppers-nya Indonesia. Sejak tahun 1999 mereka sudah berhasil mengeluarkan 3 buah album ditambah sebuah album kolaborasi bersama Setiawan Djodi. Dua album pertama diproduksi oleh Universal sedangkan untuk album ke-3 diproduksi oleh POPS Musik (Aquarius). Pada perjalanannya, di dalam tubuh FUNKOP sempat beberapa kali terjadi perubahan personil, di antaranya adalah Onci yang kini menjadi gitaris dari Band UNGU, Bondan Prakoso & juga Iman yang merupakan vokalis dan gitaris J-ROCKS yang dulu sempat menjadi additional gitaris dan gitaris tetap FUNKOP.

Personel:
Nama: Hendry
Posisi: vokal

Nama: Audio Asyofa (Dio)
Posisi: gitar

Nama: Robbi Wibowo (Bobbi)
Posisi: Drum

Nama: Wisnu
Posisi: bass

Tidak ada komentar:

Posting Komentar