Sabtu, 10 Januari 2015

Biografi Band COKELAT


Grup yang dibentuk tanggal 25 Juni 1996 ini hadir dengan spontanitas dan semangat yang sangat tinggi. Berawal di kampus di STISI Bandung, Cokelat memulai karir lewat pementasan-pementasan kampus. Saat itu menjelang pertengahan tahun 1996, Cokelat yang diperkuat oleh Robert (gitar), Kikan (vokal), Bernard (gitar), Ronny (bas) dan Deden (dram) menonjol lewat musik-musik bercorak rock alternatif dan sering membawakan nomor-nomor milik Alanis Morissette dan The Cranberries. Cokelat dipilih karena disukai semua orang, dan musik mereka yang cepat akrab dengan telinga memang menjadikan Cokelat sebagai salah satu band Indonesia yang disukai.

Tahun 1997, nama Cokelat pun menghiasi album kompilasi Indie Ten yang antara lain menghadirkan Padi, Wong, Gen dan Caffeine. Namun di album tersebut, posisi dram tidak lagi diperkuat oleh Deden. Sekitar bulan April 1999, mereka akhirnya bisa menuntaskan dan merilis album debut bertajuk 'Untuk Bintang' yang sempat melejitkan lagu Pergi.

Namun sepanjang masa penantian pembuatan album tersebut, Cokelat berganti formasi lagi. Kini giliran gitaris mereka, Bernard yang keluar. Sebagai penggantinya, masuk Edwin yang sebelumnya memperkuat grup beraliran hard rock, Koma. Album Ketiga Cokelat yang bertajuk 'Rasa Baru' di tahun 2002 berhasil mendapatkan triple platinum dan telah terjual lebih dari 500 ribu kopi.

Biografi Band NAIF



Inilah kelompok musik yang bisa memancing tawa penonton, Naif itulah namanya. Naif yang beranggotakan David [Vokal], Emil [Bass], Fajar [Gitar], Pepeng [Drum] dan Chandra [Kibor] dibentuk pada Agustus 1995 . Setiap kali Naif manggung, penonton bukan hanya ikut bergoyang mengikuti irama lagu, tapi juga tertawa terpingkal - pingkal. Aksi panggung mereka memang lucu. Mereka memang ingin membuat penonton tertawa. Konsep utama mereka adalah hiburan. Musik dan nyanyi memang hiburan. Tapi, biar beda, mereka membuatnya jadi konyol, lucu, ngeselin dan norak. Walau lucu, musik mereka serius. Ini yang membedakan mereka dengan kelompok lain yang mengusung konsep parodi. Jadi bisa dibilang mereka menawarkan hiburan plus.
Dari segi musik, Naif berkiblat pada musik pop dengan atmosfir musik tahun 60, 70 dan 80-an, seperti yang dikibarkan The Beatles dan Koes Plus. Musik tempo dulu ini terasa sekali dalam album perdana Naif yang diluncurkan pada tahun 1998. Bukan cuma irama atau pola permainan, tapi juga penggunaan lirik lagu yang polos dan mudah dicerna yang menjadi ciri khas. Tapi mereka mengalami kesulitan untuk membawa atmosfir musik tempo dulu. Terutama saat rekaman. Mereka tidak menemukan lagi perlengkapan dan peralatan yang biasa dipakai di era 60 dan 70-an. Mereka malah menggunakan peralatan modern.

Setiap kali manggung, Naif juga dilengkapi dengan kostum tempo doeloe, seperti celana panjang cutbrai dan kemeja ketat. Atribut David lebih lengkap lagi. Setiap manggung selalu mengenakan sepatu hak tinggi dan kacamata hitam berbingkai lebar. Sebagai vokalis, David cukup pandai melakukan pendekatan. Kalau di panggung, tingkah laku David-lah yang membuat penonton tertawa. Cowok kelahiran Solo, 29 Agustus 1976 ini sering mengikuti gerakan konyol khas para pelawak Srimulat. Terutama Timbul. David memang penggemar berat Timbul, disamping itu ia juga mengagumi Mr. Bean, Jerry Lewis dan Benyamin.

Mereka berteman sejak 1994. Kebetulan sama - sama kuliah di Fakultas Desain & Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Dari seringnya berkumpul, mereka iseng bikin grup band. Awalnya, Naif hanya manggung di lingkungan kampus mereka sendiri dengan memainkan lagu - lagu yang sedang digandrungi anak muda. Dulu mereka malah sering manggung di acara yang digelar anak - anak underground. Walau kini memutuskan mengusung aliran musik pop, Naif masih sering jadi bintang tamu di berbagai acara musik underground yang marak digelar. Nama Naif pemberian dari teman - teman di IKJ, setelah mereka mulai membawakan lagu - lagu karya sendiri. Lagu mereka sederhana, liriknya pun polos, mudah dicerna. Makanya mereka memberi nama Naif. Sejak album perdana mereka dirilis, Naif bukan hanya digandrungi anak muda, tapi juga bapak - bapak dan ibu - ibu yang ingin bernostalgia dengan musik tempo doeloe, yang muda terhibur dengan aksi panggung Naif yang kocak.

Biografi Band /RIF


R.I.F (Rythm In Freedom) yang kemudian berganti nama menjadi /rif, resmi berdiri tahun 1992. Sebelumnya, band yang dimotori oleh Andy (vokal), Iwan (bass), Ade (drum), Baron (gitar) dan dwi (keyboard) ini hadir dengan nama 'Badai'. Perubahan nama menjadi R.I.F (1993) dan kemudian /rif (1995) rupanya membawa 'hoki' tersendiri bagi anak-anak Bandung ini /rif, mungkin nama band ini sudah nggak asing lagi buat anak muda Bandung terutama yang sering nongkrong di pub O'Hara. Sudah cukup lama grup musik beraliran alternatif - rock ini malang melintang diberbagai acara seputar kampus di kota Kembang, Bandung. 

Kemudian aktifitas mereka merambah ke kota tetangga, Jakarta. Dan sekitar tahun 1994 /rif dipilih sebagai homeband Hard Rock Cafe Jakarta dan membawakan lagu - lagu Top 40 beraliran rock. Sampai /rif bertemu dengan Minnie Adjie yang akhirnya menjadi manajer /rif : Andy [Vokal], Jikun [Gitar], Iwan [Bas], Magi [Drum] dan Deny [Gitar], formasi ini terbilang paling awet setelah beberapa kali bongkar pasang dan Baron [mantan anggota GIGI] adalah salah sebuah nama yang pernah jadi anak /rif. Minnie dibantu Iwan, pemain bas yang merangkap jadi asisten manager akhirnya merekam /rif dalam bentuk singel independen, `Radja` judulnya. Singel ini kemudian dikirim ke radio - radio di Indonesia terutama Bandung dan Jakarta. 

Rupanya cara ini mendapat respon yang lumayan bagus dari pendengar, setidaknya jika dilihat dari banyaknya request dan pertanyaan seputar band yang menyanyikannya. Putar punya putar lagu `Radja` inipun akhirnya sampai ke telinga Sony Music Indonesia yang kemudian mengontrak /rif untuk empat album. Dan jika di album perdana /rif yang berjudul `Radja` ada lagu berlirik luar negeri, itu sedikit banyak disebabkan publik awal mereka di pub O'Hara kebanyakan bule. Beberapa lagu berlirik lokal dalam album perdana termasuk `Radja` bahkan merupakan terjemahan. Soal nama band ternyata juga punya cerita unik. 

Ketika kata /rif udah resmi jadi nama grup, mereka malah kebingungan. Soalnya banyak orang yang tanya apa kepanjangan dari /rif, padahal pengennya hanya nama /rif saja. Namun setelah diutak - atik akhirnya ketemu kata - kata `Rhythm Of Freedom` dan sepertinya cocok dengan kebebasan yang mereka mainkan dalam bermusik. Tahun 1998 adalah tahun keberuntungan /rif. Setelah album pertamanya, Radja laku lebih dari 150 ribu kopi, band asal Bandung ini mendapat dua buah penghargaan platinum dari Sony Music Entertainment Indonesia. Masing - masing untuk /rif dan manajemennya. Dengan aliran musik rock yang lebih strick, /rif kemudian membuat single rekaman sendiri dan mendistribusikannya ke radio-radio di Jakarta dan Bandung. 

Dan diluar dugaan sambutan yang datang sangat luar biasa dan berhasil memikat perusahaan rekaman besar Sony Music Indonesia. Pada bulan Oktober 1997, ‘Radja’, album pertama /rif sukses meraih Platinum Award dan dinobatkan menjadi “MTV Most wanted New Comer” versi lokal. Sebuah sepak terjang yang sangat luar biasa.Di pertengahan tahun 2002, Sony Music Indonesia kembali memberikan kesempatan pada single ‘Dunia’ untuk mengisi soundtrack film Spiderman. Walau sebatas edisi lokal, nama mereka sukses bersanding dengan musisi internasional sekelas Aerosmith dan Sum 41.

Biografi Band NETRAL



Pada awalnya, Netral memainkan musik dari kelompok musik luar negeri seperti Nirvana, Sex pistol, Sonic Youth, The Cure, dan lain-lain. Mereka juga tampil dalam acara-acara di sekolah-sekolah maupun universitas-universitas di Jabotabek. Penampilan serta atraksi mereka dipanggung membuat mereka dikagumi anak-anak remaja. Termasuk juga remaja asing yang bersekolah di Jakarta Internasional School (JIS), yang kemudian membuat band ini kerap kali diundang untuk menjadi pengisi acara rutin sekolah tersebut bernama Black Hole.Banyaknya pementasan yang dilakukan membuat Netral semakin dewasa dalam penampilan. Sehingga mereka mulai memikirkan untuk membuat album sendiri. Pada tahun 1994, Netral mendapatkan produser untuk album perdananya.
Dibawah naungan PT. Indosemar Sakti, Netral berhasil menjual lebih dari 80.000 unit kaset dan Compact Disc dari album perdana ini.Hal ini membuat promotor-promotor Indonesia dan media asing tertarik untuk mementaskan Netral. Tercatat sebanyak lebih dari 50 pementasan dalam 1 tahun di seluruh Indonesia.Sejak saat itu berita tentang Netral sering memenuhi halaman diberbagai media, baik cetak maupun elektronik.Netral disebut oleh pers Indonesia dikatakan sebagai Band Alternatif. Terlepas dari yang diberikan pers Indonesia ini benar atau tidak. Yang jelas band yang dibentuk dari hasil persahabatan di SMA Negeri 55 dan SMA Negeri 60 Jakarta ini hanya memainkan musik yang benar-benar murni keluar dari hati nurani mereka sendiri. Sesuai dengan definisi musik yang kita kenal.Musik adalah suatu bahasa yang universal yang dapat dimengerti oleh semua orang, dimana musik menyuarakan isi hati sang pemusik yang memang ingin mengeluarkan dan membagikan apa yang mereka rasakan kepada semua orang. Begitulah tekad personil awal band yang mengusung punk ini adalah Bagus Dhanar Dhana bas/vokal, Gabriel Bimo Sulaksono drum, dan Ricy Dayandani alias Miten gitar.

Berita tentang Netral juga banyak terdengar di media Elektronik dan juga di media cetak remaja. Hampir semua majalah remaja di Indonesia pernah memuat ulasan tentang band Netral, bahkan majalah sekelas Gatra memuat tentang band ini satu halaman penuh. Album kedua Netral berjudul Tidak Enak dirilis pada tanggal 30 Juli 1996 dan koferensi pers di Jazz Rock Café Jakarta dihadiri hampir seluruh rekan pers di Jakarta dan rekan pers dari daerah lainnya.Album kedua Netral berjudul TIDAK ENAK, memang berkesan tidak enak, tetapi bila diamati ada keseriusan dan kepedulian dalam musik Netral sehingga menimbulkan suatu daya tarik bagi yang mendengarnya. Dengan lagu Bobo, boring day , dan desaku album kedua ini tidak kalah angka penjualannya dengan album pertama.Band ini semakin dikenal banyak orang sehingga ketika band asing seperti Foo Fighters, Sonic Youth, dan Beastie Boys hadir di Indonesia pada acara Jakarta Pop Alternatif Music Festival, Netral diminta untuk menjadi pendamping band mereka. Tercatat lebih dari 50.000 orang menyaksikan pementasan Netral.
Tidak hanya sukses di pementasan, namun sukses Netral juga diikuti dengan masuknya Netral dalam nominasi BASF AWARD untuk kategori pendatang baru terbaik dari group Rock terbaik. Kepribadian sederhana dan apa adanya yang dimiliki oleh Netral membuat band ini banyak disukai oleh siapapun, baik pers, promotor, produser, maupun Fans.Daya tarik group band ini mulai berkembang seiring dengan berkembangnya era Globalisasi. Dimana suatu masyarakat tidak statis terhadap suatu pengaruh, tetapi mulai membuka diri untuk mengambil apa yang cocok dan baik buat dirinya.Pada tanggal 16 januari 1998, Netral mengeluarkan album ketiga dengan judul “ Album Minggu Ini “ dan berlangsung menggelar tour ke-24 kota di Sumatera dan Jawa. Dengan klip video “ Pucat Pedih Serang “ buatan Rizal Mantovani, membuat penjualan album ini terus bertambah dengan adanya lagu-lagu pertama. Angka ini terus bertambah dengan adanya lagu-lagu lain yang sangat disukai pasar seperti lagu Kau, Selamat Datang, dan Dukun Kebo Ijo. Berbeda dengan album-album sebelumnya, album ini lebih mudah didengar, dengan harapan mampu menyerap pasar yang lebih luas.Pada bulan Juli 1998, Bimo menyatakan ingin keluar karena mau mencoba warna musik baru. Walaupun berat hati namun akhirnya Netral harus melepas Bimo.

Masa-masa tanpa Bimo harus dilewati dengan Additional Drummer untuk mengisi jadwal pementasan.Atas desakkan produser, Netral harus segera mencari Drummer tetap untuk mengisi tempat yang ditinggalkan Bimo, maka setelah mempertimbangkan banyak hal, diputuskan untuk mengajak Eno sebagai Drummer tetap Netral. Maka terhitung sejak 26 Maret 1999, Eno menerima tawaran Netral dan resmi menggantikan Bimo. Bersama Eno, akhirnya Netral dapat merilis album keempatnya yang berjudul “ PATEN “ pada tanggal 9 Juni 1999. Dengan didukung Additional Musician seperti Dhani Ahmad dan Deasy Fitri, hits Netral yang berjudul “ Nurani “ dipercaya dapat menaikkan angka penjualan album diatas 150.000 unit. Apalagi di album ini masih ada materi-materi seperti Babi, ’98, Pecah Belah, Yang Enerjik, mudah dipahami dan dapat mewakili suara-suara anak muda yang selama ini kurang didengar. Sound Guitar yang unik dan pukulan Drum Eno yang dinamis menjadikan album ini lebih matang dari album-album sebelumnya.Pada Tahun 2001, dengan 2 orang personil aja netral merilis album ke V dengan judul “Oke Deh” dengan hits singlenya Bertarung. Album ini berisikan lagu-lagu terbaru karya Eno dan Bagus serta dibantu oleh beberapa additional gitar.Tahun 2003, Netral mendapat satu personil baru untuk posisi gitar yaitu Coki, setelah melalui audisi yang panjang dan beberapa kali ikut sebagai additional gitar di beberapa konser musik bersama Netral, maka akhirnya, Coki resmi menjadi anggota Netral. 

Di tahun yang sama, Netral merilis album terbaru bertitel “Kancut” dengan single pertamanya yang berjudul - I Love You. Album ini cukup sukses dan merebut perhatian anak-anak muda karena materi album ini cukup fresh, dan unik namun memiliki ciri khas Netral yang kental.Pada akhir tahun 2003 , Netral mengeluarkan klip keduanya berjudul – Namanya Juga Netral. Lagu yang sedikit berbau bossas ini disertai lirik yang lucu dan tetap diakhiri dengan beat ala Netral yang kencang dan powerful, menjadikan lagu ini menjadi sesuatu yang baru dan unik bagi pasar musik Indonesia.Tanggal 7 Februari 2005, Netral merilis album ke VII, dengan materi 7 lagu dan hanya dicetak 7000 keping CD saja, Netral bermaksud agar album ini menjadi persembahan yang special bagi para pecinta musik Netral. Karena album ini hanya dicetak terbatas. Dengan menjadi produser album sendiri dengan nama “Kancut Record” , Netral merilis album “Hitam” , dengan single pertamanya – Haru Biru. Album ini disertai bonus DVD berisi film tentang pembuatan album ini. Maka menjadikan album ini sesuatu yang special dan mungkin baru pertama di Indonesia.