Selasa, 31 Juli 2012

Biografi Band JAMRUD




Jamrock ternyata adalah cikal bakal nama Jamrud, salah satu band besar Indonesia. Sekitar tahun 1989 di Cimahi, Jawa Barat, Azis MS (gitar), Ricky Teddy (bas), Agus (dram) dan Oppi (vokal) membentuk formasi Jamrock. Layaknya band muda usia, bongkar pasang personel mulai mewarnai band ini. Tercatat, Budhy Haryono, dramer GIGI sekarang ternyata juga pernah memperkuat formasi Jamrock. Pamor Jamrock sebagai grup rock yang disegani di seputar Bandung semakin meningkat saat Krisyanto yang pernah meraih predikat sebagai Vokalis Rock Terbaik versi Festival Rock se-Bandung serta Sandy (dram) masuk memperkuat formasi.

Puas mengusung lagu-lagu milik orang lain, sekitar tahun 1995, Azis, Ricky, Krisyanto dan Sandy pun mulai berani menggodok materi lagu sendiri dan membuat demo. Mereka menawarkan demo tersebut ke Log Zhelebour, dan ternyata gayung pun bersambut. Jamrock langsung dikontrak untuk rekaman dan sekaligus diubah namanya menjadi Jamrud.

Karena memang sudah jodoh, pilihan Log untuk menggarap Jamrud ternyata sangat tepat. Penjualan album perdana Jamrud, Nekad ('96) langsung ludes sebanyak lebih dari 100 ribu keping. Bahkan di album kedua, Putri ('97), angka penjualannya melesat hingga 200 ribu keping. Keberuntungan besar dari hasil penjualan album-album Jamrud terus berlanjut hingga mereka merilis Terima Kasih ('99). Karya mereka kali ini mampu terjual hingga menyentuh angka 750 ribu. Prestasi yang sangat luar biasa.

Hanya sampai di situ saja? Ternyata tidak, puncak karir mereka tentu saja adalah album Ningrat (2000) yang bisa mencatat angka penjualan di angka sejuta keping! Sayangnya, di tengah kesuksesan yang mereka raih, dua kejadian menyedihkan juga mewarnai perjalanan karir mereka. Jamrud terpaksa harus kehilangan dua personelnya, yaitu Sandy dan Fitrah yang meninggal karena kelebihan konsumsi obat-obatan terlarang alias OD.

Sepanjang 30 tahun perjalanan bisnis industri rekaman, belum pernah sebuah album rock yang omzet penjualannya mencapai 2 juta kaset, dalam setahun. Dan rekor ini telah dipecahkan oleh Jamrud lewat albumnya yang bertitel Ningrat (2001). Tak heran bila lewat album ini Jamrud memborong penghargaan sebagai Grup Rock Terbaik, Penyanyi Terbaik, Lagu Rock Terbaik dan Album Rock Terbaik di ajang AMI – Sharp 2001.

Tak berlebihan bila Log Zhelebour sebagai produser bilang bahwa apa yang telah dicapai Jamrud – grup rock asal Cimahi, Jawa Barat – yang kini diperkuat Azis MS (gitar), Ricky Teddy (bas), Herman (dram), dan Krisyanto (vokal) ini merupakan prestasi fantastik dalam blantika musik tanah air.

Pertengahan '96, mereka bertemu dengan Log Zhelebour, menawarkan master album. Dan, produser Logiss Records ini tertarik dengan musik ala Jam Rock, dan bersedia mengedarkan album tersebut. Termasuk kesepakatan berubah nama Jam Rock jadi Jamrud, guna hindari sengketa soal nama dengan personel yang pernah gabung di Jam Rock. “Secara logika saya dan teman-teman dapat menerima alasan itu, dan itu kita sepakat dari Jam Rock berubah menjadi Jamrud,” tutur Azis menceritakan.

Akhir Desember 1996, dengan nama baru yaitu Jamrud, Azis dkk merilis debutalbum bertitel Nekad, terjual 200 ribu keping kaset. Disusul album berikutnya Putri (1997), terjual 300 ribu kaset. Kemudian album ketiga, Terima Kasih (1999) laku 900 ribu kaset. Sekaligus album ini menempatkan posisi Jamrud sebagai grup rock dan album rock terbaik di Anugerah Musik Indonesia 1999.

Menjelang persiapan album keempat, Ningrat, Jamrud dilanda musibah dengan kehilangan dua personelnya, Fitrah dan Shandy, meninggal dunia akibat pengaruh ketergantungan narkoba. Berikutnya posisi Shandy digantikan oleh Herman.

Lewat album Ningrat (2001), Jamrud kembali mencetak sukses besar dengan angka penjualan yang sangat fantasik 2 juta keping kaset. Album ini termasuk album rock terlaris sepanjang sejarah rock Indonesia. Lewat album ini pula, dinobatkan sebagai album rock terlaris versi AMI-Sharp 2001. Yang kemudian disusul oleh penghargaan dari Gen-B Extra Joss Awards 2002 sebagai biang musik tahun 2002. Dengan seabreg prestasi yang diraih, tak heran bila kemudian menempatkan Jamrud sebagai salah satu grup band termahal.

Sebagai bonus atas prestasinya ini, Log kemudian mengajak mereka rekaman album ke-5 di Studio 301, Sydney - Australia, dan menghasilkan album bertajuk Sydney.09.01.02 (2002), yang kemudian dilanjutkan dengan menggelar pertunjukan keliling bertajuk Djarum Super Tour 50 Kota Indonesia. Di tengah kesibukan tour show, mereka sempat mengeluarkan album All The Best Show Hits – Jamrud yang menampilkan single hits berjudul Mengejar Nirwana (2004). Tak lama lagi Azis MS dkk sudah siap-siap untuk merilis album ke-6 bertajuk BO 18+.

Sabtu, 14 Juli 2012

Biografi Band SLANK


Awalnya adalah terbentuknya Cikini Stones Complex (CSC), cikal bakal Slank pada Desember 1983. Kenapa Cikini Stone Complex? Karena awalnya band ini terdiri dari anak-anak SMA perguruan Cikini. Di band inilah Bimo Setiawan (dram), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bas), Uti (vokal) dan Well Welly (vokal) mengekspresikan kesukaan mereka terhadap karya-karya Rolling Stones. Alhasil, biarpun mereka mencoba warna lain tetap saja akan kembali lagi ke karya-karyanya Rolling Stones. Tapi sayang kemudian band ini dibubarkan. Bimo Setiawan atau lebih dikenal dengan sebutan Bimbim tetap bertekad untuk bermusik. Lalu bersama dua orang saudaranya Denny dan Erwan, ia membentuk Red Evil.

Berbeda konsep dengan CSC, Red Evil mulai menyisipkan karya sendiri ketika mereka tampil membawakan karya-karyanya Van Halen. Merasa nggak puas dengan satu gitaris, Bimbim pun mengajak serta Bongky yang saat itu tercatat sebagai gitaris Reseh Band. Namun kedatangan Bongky di Red Evil membuat mundur gitaris yang akan didampinginya. Penampilan mereka yang terkesan asal-asalan kadang urakan membuat mereka kerap disebut slenge’an oleh teman-temannya. Mulai saat itulah Red Evil pun berubah nama menjadi Slank dengan formasi awal, Bimbim, Erwan (vokal), Bongky (gitar), Denny (bas) dan Kiki (gitar). Sejak itu pula, rumah Bimbim di Jl. Potlot III/14 Pancoran, Jakarta Selatan dijadikan tempat ngumpul alias markas kelompok Slank.

Melihat Slank yang tidak menunjukkan tanda-tanda kemajuan Erwan pun memutuskan untuk serius kuliah di Bali. Posisi Erwan lantas digantikan Uti dan Lala. Tapi tak lama, Well Welly yang dulu menjadi vokalis CSC masuk menggantikan. Formasi Slank terus berubah hingga menjadi solid ketika Bimbim dan Bongky merekrut Kaka (vokal), Pay (gitar) dan Indra Q. (kibor). Mereka kemudian memutuskan serius di jalur musik mereka dan mencari jalur untuk rekaman. Adalah Indra Q. yang berhasil menemukan Slank dengan Budhi Soesatio. Setelah mendengar demo yang disodorkan, Budhi yakin musik Slank akan disukai. Apalagi mereka berani menampilkan warna musik yang berbeda. Dari pop, rock, sampai etnik. "Saya pikir grup ini bakal memiliki daya hidup yang lama", tutur Budhi saat itu. Tak disangka album Suit-Suit... Hey Hey... (Gadis Sexy) yang menampilkan hits Memang dan Maafkan ini meledak. Bahkan dalam ajang BASF Award tahun 1991, mereka memperoleh predikat "Pendatang Baru Terbaik".Sejak itu, jadwal manggung Slank sangat padat, tidak hanya sebatas Pulau Jawa dan Bali saja tapi juga dari Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi.

Perkiraan Budhi Soesatio akan grup ini ternyata benar, pangsa pasar yang dibidikSlank tepat dan memiliki kefanatikan tersendiri. Lirik lagu mereka dianggap simbol dari pemberontakan generasi muda terhadap nilai-nilai kemapanan. Oleh karena itu, markas mereka di Jl. Potlot 14 sering disatroni para penggemar Slank atau akrab disebut Slankers.Tak hanya Slankers yang kerap datang ke tempat ini, tapi juga dari kalangan musisi. Tempat ini kemudian jadi seperti sebuah komunitas, karena dari tempat ini banyak lahir musisi-musisi muda. Alumnus gang Potlot antara lain Imanez, Anang, Kidnap Katrina, Alm. Andi Liani, Oppie Andaresta dan Flowers.

Sayang, formasi solid ini pun ternyata harus pecah. Pay, Bongky dan Indra memutuskan hengkang karena adanya ketidak puasan rehadap masalah manajemen. Ketiganya lantas bergabung dan membentuk band bip. Tiga personel baru, yakni Abdee (gitar), Ridho (gitar) dan Ivanka (bas) masuk mengisi kekosongan formasi Slank. Kehadiran mereka, bisa dibilang membawa perubahan besar bagi Slank. Selain lebih semangat bermusik, penampilan Slank pun mulai berubah. Bagi Bimbim dan Kaka, tiga personil baru ini membawa gairah yang baru.

Biografi Band GIGI


Pada mula terbentuknya, tahun 1993 tanpa sengaja Dewa Budjana yang sedang membantu rekaman seorang penyanyi di Musica Studio, bertemu Thomas Ramdhan dan Ronald. Lantaran jadwal pengisian kosong, mereka iseng latihan, namun hanya sebentar saja terus mereka kembali pada aktivitas semula. Mereka  kembali bertemu dan memutuskan untuk membentuk sebuah band. Baron yang pernah satu band dengan Thomas pun diajak. Tanpa sengaja pula, Armand Maulana menghubungi Baron, yang telah ia kenal di Bandung, dan mengajak bergabung ke Next Band yang tak memiliki gitaris. Namun Baron malah balik bertanya, kenapa nggak Armand saja yang gabung di bandnya yang belum punya vokalis. Sepakat berkumpul di Studio Tripple M, yang disaksikan Pay dan Andy Liani [Alm.], mereka belum punya nama dan untuk sementara namanya Beri Daku Harapan [BDH] Band.

Mengikrarkan berdiri 22 Maret 1994, mereka pun berlatih. Saat itu dalam satu hari latihan mereka sudah menciptakan tiga lagu : `Angan`, `Kuingin` dan `Adakah Yang Tersisa`. Lalu mereka menawarkan lagu ke Wins Record. Tapi Wins tengah tidak membutuhkan grup. Mereka pun berpindah ke Union Artis dan diterima. Mengenai nama Gigi datangnya dari celetukan Budjana yang tanpa sengaja. Ketika melihat Ronald tertawa terbahak - bahak dan terlihatlah giginya yang jelek dan Budjana bilang kalau nama band mereka Gigi pasti oke juga. Nama yang simpel dan mudah diingat itu pun setujui. Sebelumnya sempat terlintas nama Matahari, tapi setelah dipikir koq seperti Depart. Store. Pernah pula terpikir nama Orang Utan yang asli Kalimantan. Tapi setelah mereka pikir lagi, jika lagi manggung terus nama bandnya dipanggil malah bisa terdengar kacau karena Orang Utan.

Cerita penggarapan album pertama pun terbilang lucu. Lantaran tak ada dana, mereka menyewa studio latihan di A System dengan cara patungan. Modal pertama dari Ronald karena ia punya pita 2 inchi. Lagu `Angan` dan `Kuingin` kemudian mulai berkibar. Pada saat lagu - lagu melankolis sedang melanda, Gigi keluardengan ballad rock. Orang banyak yang kaget, Gigi meninggalkan keyboard tapi mengusung dua gitaris. Saat itu Gigi masih beranggotakan : Dewa Budjana [Gitar], Ronald [Drum], Thomas Ramdhan [Bass], Armand Maulana [Vokal] dan Baron [Gitar].

Dalam proses penggarapan album kedua `Dunia`, ada tanda - tanda Baron akan meninggalkan Gigi. Pada saat itu ia minta porsinya dikurangi. Thomas dan Ronald kecewa. Usai tur 12 kota untuk album ketiga `3/4` menyusul Baron, hengkang. Opet Alatas masuk menggantikan Thomas. Berikutnya giliran Ronald yang keluar. Budhy Haryono yang telah melamar masuk Gigi sejak album pertama pun menggantikan Ronald. Formasi Gigi pun berubah sejak pembuatan album keempat `2x2` menjadi : Dewa Budjana [Gitar], Armand Maulana [Vokal], Opet Alatas [Bass] dan Budhy Haryono [Drum].

Namun pada tanggal 8 Maret 1999 Opet Alatas mengundurkan diri dari Gigi dan masuklah kembali Thomas Ramdhan yang dulu sempat keluar dari Gigi. Formasi Gigi pun berubah lagi menjadi : Dewa Budjana [Gitar], Armand Maulana [Vokal], Thomas Ramdhan [Bass] dan Budhy Haryono [Drum].

Tahun 2004, GIGI kembali ‘dihantui’ dengan trauma ‘bongkar-pasang’ personel. Dalam masa penggarapan album Original Sound Track (OST) Brownies Budhy Haryono karena satu dan lain hal tidak dapat ikut aktif di studio rekaman. Karena album ini harus segera selesai seiring dengan akan dirilisnya film Beownies, atas referensi dari Budhy dan kesepakatan personel GIGI lainnya dilibatkanlah Hendy sebagai additional player menggantikan posisi Budhy Haryono.

Kehadiran Hendy yang menggantikan posisi Budhy sangat berperan dialbum ini. Hendy diberi kebebasan bermain sesuai dengan style-nya dan selalu dimintai pendapatnya dalam mengaransemen sebuah lagu. Additional drummer yang memiliki nama lengkap Gusti Erhandy ini, pernah bekerja bareng dengan Erwin Gutawa Orchestra untuk konser-konser Chrisye dan Krisdayanti.

Jumat, 13 Juli 2012

Biografi Band ADA BAND



Ada Band mulai eksis tahun 1993, waktu itu mereka masih jadi spesialisasi pembawa lagu-lagu Top 40. Formasi pertama diperkuat oleh Ibrahim "Baim" Imran (gitar & vokal), Krishna (kibor), Iso Eddy H (kibor), Elif "E´el" Ritonga (dram) dan Suriandika "Dika" (bas).

Keistimewaan Ada Band terletak pada para personelnya yang merupakan musisi-musisi berkualitas dan berprestasi serta memiliki latar belakang musik yang berbeda. Hal ini ternyata mampu menghasilkan leburan aransemen unik.

Leburan itulah yang terlihat di album perdana mereka, "Seharusnya" (1997). Album kedua Ada Band, "Peradaban" (2000) yang diproduksi oleh BMG Indonesia lahir setelah mereka absen sekitar dua tahun. Dari album ini, lahir hit "Oughh..!!" dan "Bilakah". Menjelang penggarapan album Tiara, Ada Band kehilangan dua personelnya, yaitu Iso dan E´el. Namun saat merilis Tiara, Mei 2001, grup ini dengan cepat mengisi kekosongan dengan merekrut Rama sebagai dramer baru. Sementara posisi kibordis yang ditinggalkan Iso dibiarkan kosong.

Terlahir Kembali!

Sayangnya, di pertengahan tahun 2002, Ada Band dibubarkan sepihak oleh Baim.Ia sendiri lantas merilis album solo bertajuk Fresh!. Pembubaran ini tidakberlangsung lama, karena beberapa bulan kemudian, dengan pertimbangan matang, Krishna, Dika dan Rama (para eks personil Ada band) ternyata kembali menghidupkan Ada Band.

Menyambut kelahiran kembalinya itu, Ada Band memperkuat formasi dengan merekrut gitaris dr.pm (Marshall) serta vokalis baru asal Surabaya yang berhasil mengungguli puluhan kandidat lain, Donnie. Mengenai kehadiran 2 personel baru ini Dika sang basis menyebutkan bahwa, "Marshall punya sesuatu yang bakal bikin Ada Band semakin berkembang, dan Donnie punya warna suara yang kita mau." Dengan formasi ini, Ada Band merilis album Metamorphosis di bawah naungan EMI Indonesia, pada pertengahan Februari 2003.

Biografi Band KLA PROJECT



Lembaran karir Kla Project diawali di tahun 1988, di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Nama dan logo KLa (huruf 'K', 'L' ditulis dengan huruf kapital dan 'a' dengan huruf kecil) mengandung arti inisial panggilan dari anggota personil grup ini. K = Katon (Katon Bagaskara), L = Lilo (Romulo Radjadin), dan a = Adi (Adi Adrian). Kenapa a pada KLa ditulis dengan huruf kecil sedangkan huruf lain menggunakan hurufkapital? Hal ini ternyata disebabkan karena ada a lain yang pernah bergabung dalam grup ini, yaitu Ari Burhani (Ari).

Nama KLa Project mulai mencuat ke permukaan saat merilis album Kla Project (1989) yang mempopulerkan lagu Tentang Kita. Setelah itu, mereka melepas Kedua (1990) yang berhasil menggondol penghargaan BASF Award tahun 1991 untuk "Album Terlaris" dalam kategori "Techno Pop". Lagu hitsnya adalah Yogyakarta yang ternyata juga berhasil merebut simpati masyarakat Yogyakarta.
Namun perubahan formasi tidak dapat dielakkan ketika KLa mengeluarkan album Ungu (1994) yang mengandalkan lagu Terpuruk Ku di Sini. Ari menyatakan keluar dan tidak lagi memperkuat Kla Project. Namun karena masih memiliki motor dan keinginan bermusik yang kuat, pamor KLa tidak pudar. Malah mereka mencatatsejarah baru dalam perjalanan musik Indonesia dengan merilis album KLakustik # 1 (1996) yang direkam secara live dari konser mereka di Gedung Kesenian Jakarta, 11 Maret 1996 silam. Sayangnya, menjelang merilis album The Best of Kla (2001), Lilo cabut dari formasi.

Biografi Katon Bagaskara - Vokalis KLa Project

Awalnya Katon bercita-cita menjadi diplomat. Sayangnya situasi dan kondisi memaksanya untuk bekerja. Tahun 1987, Katon bekerja sebagai cabin crew di perusahaan penerbangan Garuda. Jiwa seni yang ada dalam dirinya tak begitu saja bisa diredam. Akhirnya tahun 1988, bersama teman-temannya, Lilo, Adi, dan Ari, Katon membentuk grup musik KLa Project.Berbekal uang tabungan, mereka merekam sample lagu "Tentang Kita". Lagu tersebut disukai oleh produser dan menjadi hit. Album pertama bertajuk "KLa Project" dirilis tahun 1988. 

Sampai tahun 1999, Kla Project telah mengeluarkan 8 album dan 2 buah album kompilasi lagu-lagu terbaik mereka. Ditambah 1 album "New Chapter" yang dirilis tahun 2004 dengan bendera "NuKLa". Eksistensi KLa Project selama hampir dua dekade sangat dipengaruhi oleh lirik dan untaian kata-kata puitis nan sarat makna. Kreasi KLa Project dalam menciptakan lirik dan lagu melahirkan nuansa baru dalam dunia musik pop tanah air.Untuk solo karirnya, Katon telah mengeluarkan 4 buah album solo, 1 album kompilasi ditambah lagi dengan album terbaru 'Percaya Saja' yang telah dirilis bulan Maret 2003 yang lalu. 

Bersama kakak kandungnya, Andre Manika; dan adik kandungnya Nugie, mereka bertiga akan mengeluarkan album trio berkonsep humanis-religius dalam balutan musik yang menjadi style mereka masing-masing selama ini, yaitu britpop, modern-rock dan klasik.Karir bermusiknya juga membawa Katon mencoba menjadi produser musik. Penyanyi yang diproduserinya adalah Nugie, sebanyak tiga buah album (Bumi, Air, dan Udara). Tidak hanya menjadi produser, Katon pun pernah menjadi penata vokal dan juga memberikan lagu-lagunya untuk dinyanyikan oleh penyanyi lain.

Biografi Band FIVE MINUTES



FIVE MINUTES IS BACK! Yup, band asal Bandung yang dikenal sebagai ‘band sarung’ ini kembali dengan spirit musikalitas yang lebih baru dan fresh. Spirit ini menjadi letupan energi baru lantaran banyak yang mengira band ini sudah bubar.
Dan kini saatnya kita menyimak tensi tinggi musikalitas FIVE MINUTES lewat album keenamnya ROCKMANTIC. Judul yang nyeleneh? Tidak juga. Seperti dikatakan Ricky FM, “Karena album ini lebih menonjolkan nuansa rock dengan lyric-lyric lagu yang romantis (tentang cinta). Kali ini Five Minutes tampil dengan formasi baru. Bergabungnya tiga personil baru membawa pengaruh besar pada warna musik Five Minutes.


Album ini juga menjadi reborn dari band yang awal karirnya diawali sebagai Juara I Festival Band tahun 1994 silam. Reborn, karena FIVE MINUTES kini menanggalkan imej sarungnya dan konsep musikal yang dianutnya selama ini. Mereka menyebutnya pop-rock sebagai warna baru musikalitasnya. Tidak takut ditinggal penggemar? “Tentunya penggambaran image kami sekarang ini kami serahkan kepada Anda semua sebagai pengamat & pemerhati musik di Indonesia” imbuh Ricky lagi.

Energi lain juga muncul lantaran beberapa personil lamanya hengkang dan diisi oleh darah baru yang lebih segar. Personil lengkapnya kini adalah Ricky Tjahyadi [kibord], Richie Setiawan [vokal], Drie Warnanta [bass], Aria Yudistira [drum], dan Rulhilman [gitar]. Sekedar mengingatkan perjalanan band Bandung ini, debutnya di dunia rekaman dimulai dengan album “Five Minutes”[1996], “Five Minutes 2”[1997], “Ouw!”[1998], “Sekat”[2002] dan “The Best +5”[2004].


Album ROCKMANTIC sendiri digarap dalam rentang waktu yang cukup lama. Dimulai pertengahan 2004 dan selesai Maret 2007. Semua materi direkam di QUBU Studio Bandung. Kok lama? “Pengerjaan album ini dilakukan secara estafet dalam arti kami merekam dulu semua materi lagu yang ada sampai akhirnya kami seleksi lagu-lagu tersebut. Selanjutnya kami aransmen dan kerjakan lebih mendetil lagi,” tukas Ricky yang mencipta semua lagu di album baru ini.

Dan akhirnya pada akhir 2007 FIVE MINUTES me- REPACKAGED album ROCKMANTIC dengan menambah 2 lagu baru yang ber-title SALAH APA (yg kemudian menjadi Single Hits pada album Repackaged ini) dan PERIH. Dengan harapan dikeluarkannya album ROCKMANTIC REPACKAGED ini bisa kembali memuaskan para FIVERS se-INDONESIA.

Biografi Band DEWA 19



Dewa atau Dewa 19 adalah nama sebuah grup musik asal Surabaya, Jawa Timur pimpinan Ahmad Dhani.

Group Band ini telah mengalami beberapa kali pergantian anggota, dan formasi terakhir terdiri atas Ahmad Dhani (Gitar), Andra (gitar), Tyo Nugros (drummer), Yuke (bass) dan Once (vokalis,keyboard)

Dewa dibentuk pada 1986 oleh empat siswa SMP 6 Surabaya, dengan akronim nama mereka Dhani Ahmad (Keyboard, Vokal), Erwin Prasetya (Bass), Wawan Juniarso (Drum), dan Andra Junaidi (Gitar), dengan bermarkas di rumah Wawan di kompleks Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Wawan kemudian memutuskan keluar dari Dewa pada 1988 dan bergabung dengan Outsider yang antara lain beranggotakan Ari Lasso. Nama Dewa kemudian berubah menjadi Down Beat, yang cukup terkenal di lingkungan Jawa Timur.
Wawan kemudian kembali bergabung dengan Dewa bersama Ari Lasso. Nama Down Beat pun berubah menjadi Dewa 19 karena waktu itu rata-rata usia personelnya 19 tahun.

Album pertama Dewa berjudul Kangen (1993) sukses di pasaran hingga memperoleh penghargaan BASF untuk kategori Pendatang Baru Terbaik dan Album Terlaris 1993.
Saat penggarapan album Format Masa Depan, Wawan kembali hengkang karena merasa tidak cocok dengan kawan-kawannya. saat itu Dewa 19 harus meminta bantuan Rere yang sekarang drummer ADA Band untuk mengisi posisi penggebuk drum, baru setelah album Terbaik-Terbaik selesai, masuklah Wong Aksan menempati posisi drummer.

Namun setelah menyelesaikan pembuatan album Pandawa Lima (1998), Wong Aksan keluar dari Dewa 19 dan digantikan oleh Bimo Sulaksono yang juga mantan anggota band Netral. Tak lama kemudian Bimo pun hengkang dari grup ini dan bergabung dengan Bebi untuk membentuk grup Romeo.
Dalam perjalanannya, Dewa 19 juga mengalami masalah dengan obat-obat terlarang. Akibatnya dua personelnya Ari Lasso dan Erwin Prasetya mengalami ketergantungan dan harus menjalani rehabilitasi, sementara Ari Lasso posisinya sebagai vokalis terpaksa harus digantikan Once. Posisi drummer yang saat iru kosong diisi oleh Tyo Nugros.

Pada album kelima, Bintang Lima (2000 nama Dewa 19 diubah kembali menjadi Dewa. Saat itu pun albumnya meledak di pasaran dan Erwin pun kemudian masuk kembali menjadi pemain bass.
Menyusul kemudian pada 2002 Dewa merilis album terbarunya Cintailah Cinta. Namun pada tahun yang sama banyak masalah muncul, di antaranya lagu Arjuna Mencari Cinta yang dipermasalahkan karena diduga melanggar hak cipta. Hingga kemudian memaksa Dewa untuk menggarti judul dengan Arjuna saja. Masalah berikutnya muncul saat Erwin Prasetya kembali hengkang karena tidak cocok dengan manajemen Dewa dan kemudian digantikan Yuke Sampurna yang mantan bassist band The Groove.

Berikutnya, Dewa merilis album Laskar Cinta (2004), dan pada tahun yang sama, nama Dewa kembali diubah menjadi Dewa 19 hingga kini.
Grup band Dewa pertama kali dibentuk pada tahun 1986 oleh empat siswa SMP 6 Surabaya, dengan akronim nama mereka Ahmad Dhani (Keyboard, Vokal), Andra (Bass), Wawan (Drum), dan Andra Ramadan (Gitar); dengan markas di rumah wawan yang di dalam kompleks Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Karena merasa berbeda aliran, Wawan memutuskan keluar dari Dewa tahun 1988 dan bergabung dengan Outsider yang antara lain beranggotakan Ari Lasso. Nama Dewa berubah menjadi Down Beat. Nama Down Beat waktu itu cukup terkenal di Jawa Timur.

Ketika nama Slank berkibar, Wawan kembali dipanggil untuk menghidupkan Dewa, dengan mengajak pula Ari Lasso. Nama Down Beat pun berubah menjadi Dewa 19, karena waktu itu rata-rata usia personelnya 19 tahun. Karena di Surabaya waktu itu tidak ada studio yang memenuhi syarat, mereka terpaksa ke Jakarta. Setelah ditolak oleh sejumlah perusahaan rekaman, akhirnya master rekaman Dewa 19 dilirik oleh Team Records.

Album pertamanya Dewa 19 diluncurkan tahun 1992. Diluar dugaan, album ini melejit sukses di pasaran, hingga memperoleh penghargaan dari BASF untuk kategori Pendatang Baru Terbaik dan Album Terlaris 1993.

Dalam pembuatan album Format Masa Depan, Wawan hengkang karena tidak adanya kecocokan diantaranya. Di album in Dewa 19 memperbantukan Rere (sekarang drummer ADA Band) untuk posisi drummer. Setelah album Terbaik-Terbaik selesai, masuklah Wong Aksan menempati posisi drummer. Setelah menyelesaikan pembuatan album Pandawa Lima pada tahun 1998 Wong Aksan dikeluarkan dari Dewa 19, dan digantikan oleh Bimo Sulaksono (mantan anggota Netral). Tak lama kemudian Bimo hengkang dari grup ini dan bergabung dengan Bebi untuk membentuk grup Romeo.
Selain masalah pergantian personel, Dewa 19 juga mengalami masalah akibat terlibatnya dua personelnya Ari Lasso dan Erwin Prasetya mengalami ketergantungan narkoba. Erwin harus masuk rehabilitasi dan pesantren untuk menghilangkan kebiasaan buruknya itu, dan akhirnya sembuh. Ari Lasso yang sulit dihubungi memaksa Dhani mengganti posisinya sebagai vokalis dengan dengan Once. Posisi drummer yang kosong diisi oleh Tyo Nugros.

Dalam albumnya yang kelima Bintang Lima pada tahun 2000, nama Dewa 19 diubah menjadi Dewa, yang kemudian album ini meledak. Erwin kemudian masuk kembali menjadi pemain bass.
Tahun 2002 Dewa merilis album Cintailah Cinta. Setelah itu banyak masalah yang muncul. Lagu Arjuna Mencari Cinta dipermasalahkan karena diduga melanggar hak cipta, hingga memaksa Dewa menggantinya dengan Arjuna (lagu) saja. Erwin Prasetya kemudian hengkang akibat tidak cocok dengan manajemen Dewa; yang kemudian diganti dengan Yuke Sampurna (mantan bassist band The Groove).

Tahun 2004, Dewa merilis album Laskar Cinta, dan pada tahun yang sama, nama Dewa kembali diubah menjadi Dewa 19.